Mohon tunggu...
Arini Amirah Hidayat
Arini Amirah Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Ig : ariniamirah

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Uang dari kacamata filsafat

8 Januari 2016   08:51 Diperbarui: 9 Januari 2016   14:41 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

   Banyak berbagai pertanyaan filosofis tentang kehidupan, salah satunya ialah : Kehidupan seperti apakah yang terbaik bagi manusia? Jawaban lazim yang di keluarkan orang orang ialah : Kaya dan terkenal. Banyak orang yang mengindentifikasikan kehidupan yang sukses ialah bergelimang harta dan terkenal. Inilah konsepsi hidup terbaik yang sering dikemukakan orang orang di muka bumi ini dan dikukuh kan oleh liputan media mengenai kehidupan para bintang. Konsepsi ini pula yang menyebabkan kasus korupsi, banyak orang menghabiskan uang untuk membeli lotre nasional meskipun faktanya hanya terdapat sedikit sekali peluang untuk menang dan berabagi tindak kriminal lainnya. Namun jika dilirik dari segi folosofis, kaya dan tenar bukanlah jawaban yang memuaskan. Ini bukan karena keduanya hal yang tidak berguna, namun karena dua hal ini tidak komplit secara logika.

    Mari kita lihat gagasan menjadi kaya. Jika untuk menjadi orang kaya seseorang memerlukan banyak uang, keyakinan yang mengatakan menjadi kaya ada hal baik sama saja dengan omong kosong. Ini barangkali terdengar aneh, uang itu sendiri tidak memiliki nilai. Jika uang tidak bisa ditukar dengan sandang, pangan, dan papan yang bernilai dalam dirinya sendiri, maka kita akan membuangnya. Pernyataan ini memang tidak bisa terlalu diterima, pikiran kita telah terdoktrin bahwa lembaran kertas dan koin yang ada pada saku dan dompet kita ialah hal bernilai, kita telah tertipu oleh karakter esensial uang yang sebenarnua tanpa nilai. Faktanya, satu satunya hal yang membuat uang berharga ialah, ia bisa ditukar dengan benda benda yang kita inginkan, mobil, rumah, dan pakaian. Jika tidak bisa, apalah arti uang tersebut?

   Salah satu cara untuk mengekpresikan nilai uang ialah uang memiliki nilai insrumental bukan nilai  instrinsik. Dengan demikian uang hanya berguna sebagai alat untuk mendapatkan suatu keinginan ataupun kebutuhan namun uang tidak memiliki nilai dalam dirinya sendiri. Kita bisa saja memiliki uang berlimpah, namun kita tetap tidak bisa mendapatkan hal hal yang kita perlukan dan bernilai. Bayangkan kita berada ditengah gugur dengan 2 Milyar di dalam tas kita, namun kita tetap tidak bisa mendapatkan makan dan minum karena tidak ada yang menjualnya. Ini menunjukan bahwa uang hanya bernilai saat bisa dijakdikan sebagai alat tukar. Kembali ke pernyataan diawal. Cara hidup terbaik ialah dengan memiliki uang berlimpah bukanlah jawaban atas pertanyaan "Kehidupan seperti apakah yang terbaik bagi manusia?" karena jawaban tersebut tidak mengatakan pada kita apa saja yang akan kita beli dengan uang yang kita miliki.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun