Mohon tunggu...
Arini Bidayati
Arini Bidayati Mohon Tunggu... -

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sepenggal Kisah Episode Kehidupan

7 Juni 2016   07:42 Diperbarui: 7 Juni 2016   08:31 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pertama ku mengenal mu, luka itu belum hilang dan rasa itu masih ada. Sakit, takut dan tak mau lagi untuk merasakan cinta baru. Kalau boleh jujur, sampai saat ini pun rasa itu tidak hilang sepenuhnya. Hanya saja porsinya sudah berbeda dan posisinya mungkin sudah terbagi. Iya, untuk memaafkan mungkin aku bisa, tapi untuk melupakan itu tidak mungkin bisa. Aku hanya berusaha untuk membebaskan pikiranku dari semua tentangnya. 

Tapi ada yang berbeda pada dirimu. Ketika aku mengenalmu, saat itu aku sudah menutup hati ku rapat-rapat hanya untuk ku seorang. Tapi itulah kehendak Tuhan menumbuhkan rasa cinta. Aku tidak dapat berbuat apa-apa. Cinta itu anugerah dari Tuhan yang aku  tidak dapat meminta dan menolaknya.

Yang aku tahu kita jalani saja apa yang saat ini terjadi. Tidak usah berlebihan dan tidak perlu status ala anak muda yang selama ini menjadi trend yang sudah mendarah daging. Apapun yang terjadi pada kita saat ini dan nanti, aku berharap tidak ada saling sakit dan menyakiti diantara kita. Adapun kita yang sekarang harus terpisah entah karena maut, orang lain atau yang lainnya, cukup ikhlaskanlah.. Jika kita harus terpisah karena orang lain, kalau misalnya kamu sudah ada yang lebih baik dari saya ya monggo.. Tidak ada saling menuntut diantara kita..  Tapi InsyaAllah aku akan menjaga hati ini. Semoga begitu juga denganmu. 

Lebih dari itu aku hanya dapat berdoa untuk kita "jika kita tidak berjodoh, semoga Allah mendamaikan hati kita dengan ketentuan-Nya". 

Ikhlas, ikhlas dan ikhlas jika rasa cinta yang ada sekarang belum tentu kita miliki bersama nanti dalam suatu ikatan sakral bernama PERNIKHAHAN.

Sedikit kusampaikan apa ekspresi hatiku ini.. 

Kiranya jari-jari ku sudah tak mampu lagi digerakkan. Ia terdiam keluh mengikuti mata menatap dengan tetesan tanpa tangisan bersama hati bagai dihujani keindahan dan jantung berdegup lebih keras dari biasanya tanpa tempo. 

Terimakasih telah menjadi bagian keseharian ku dengan warna-warni cerita yang harus di hujankan dan rindu yang harus digerimiskan.

Tetap jaga hati kita, dengan siapa pun nanti kita akan menghabiskan satu episode kehidupan kita.. 

#kaka 😊

Senin, 06.06.16

23.__

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun