Aku adalah sebuah pena yang akan menorehkan tinta hitamku diatas selembar kertas berwarna biru. Dengan bantuan jari-jari indah seorang mahasiswi yang akan membawaku menelusuri disetiap sudut kertas itu dan akan merangkai ide-ide dalam sebuah tulisan yang menceritakan Perkembangan Kognitif di Masa Kanak-Kanak Pertengahan dan Akhir, yang lebih spesifiknya akan menceritakan tentang perkembangan keterampilan berbahasa dan kognitif yang direalisasikan dalam hal Menulis atau Penulisan.
Ku mulai cerita ini dengan sudut pandang Aku. Aku adalah seorang anak yang berada pada Perkembangan Kognitif di Masa Kanak-Kanak Pertengahan dan Akhir. Saat ini aku berusia 7 tahun. Aku sekolah disalah satu Sekolah Dasar Negeri di kota ku. Ketika memasuki sekolah aku memperoleh keterampilan baru yang membuat aku mampu belajar membaca dan menulis. Yaitu keterampilan berbahasa dan kognitif. Disini aku mulai belajar mengenai arti sebuah kata dan belajar bagaimana mengenali dan menghasilkan bunyi yang dapat membantu mengembangkan kemahiranku dalam berbicara tentang sesuatu.
Aku juga sudah bisa mencoba memulai menulis dan menciptakan ejaan. Guruku tidak terlalu memerdulikan pembentukan kata atau pengejaan yang aku ciptakan. Beliau mengoreksi pengejaan dan penulisanku secara selektif dan positif sehingga tidak mematahkan semangat spontanitas menulisku. Banyak latihan yang harus aku lakukan untuk dapat membuat tulisan yang lebih baik. Demikian pula keterampilan kognitifku sebagai penalaran logis dan teratur harus selalu dilatih melalui pelatihan disekolah, untuk mengembangkan metode-metode yang rumit untuk mengorganisasikan ide-ide ku.
Dalam sebuah catatan kecilku aku selalu berusaha menstimulus pemikiranku dengan hal-hal terdekat yang paling menarik menurutku. Mulai dari hal-hal menarik yang sederhana, bertahap pada hal-hal menarik yang rumit. Seperti itu cara yang aku lakukan agar imajinasiku mudah terkumpul sehingga tercipta ide-ide baru untuk aku menulis. Dengan begitu keterampilan menulisku dapat selalu berkembang dan akan ku dapat tulisan-tulisan dengan ide-ide yang lebih baik.
“Menulis merupakan sebuah kompetensi yang harus diperhatikan, jadi anak-anak harus memperoleh kesempatan menulis yang banyak. Ketika keterampilan berbahasa dan kognitif mereka meningkat dengan instruksi yang baik, demikian pula keterampilan menulisnya” (John W. Santrock, 2012:349).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H