Malam ini aku sengaja singgah utuk menenggelamkan semua keluh kesah, serta hati yang terluntah-luntah, karena rindu yang mulai mewabah.
Entahlah,
Rasa ataukah rindu yang membuatku kembali.
Yang pasti tak jua kudapati dirimu, Tuan
Kau selalu hilang bak ditelan bumi.
Atau hanya aku yang merasa kehilangan
Sudahlah, itu tak penting, Tuan.
Jelasnya tunggu ku masih utuh menyeluruh
Meski ku tahu ragu masih kau simpan
Semoga saja ia tak lekas menjadi rapuh.
Resahku, biar saja aku yang rasa. Sebab senyum masih mampu membalut segala duka. Khawatir ? Tentu saja aku khawatir. Namun kupastikan tak kan terasa getir.
Biarkan, biarkan yang kini satu. Sebab kelak kau yg menggenapkan. Sebab kelak kau lah teman dalam setiap genap dan ganjil hidupku.
Kau, teman hidup teman degup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H