Mohon tunggu...
Arinda Safira
Arinda Safira Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Manusia yang mudah penasaran ini tidak begitu tertarik dengan bakso dan mie ayam seperti masyarakat Indonesia pada umumnya. Maka jangan beri saya kedua itu untuk sebuah perayaan.

Selanjutnya

Tutup

Book

Bedah Buku di UNS Dorong Pemahaman Politik dan Budaya Diskusi Masyarakat

14 Mei 2024   05:05 Diperbarui: 29 Mei 2024   13:34 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/bemuns/

Surakarta, 08 Mei 2024 — Diskusi publik bedah buku "The Coalitions President Make: Presidential Power and Its Limits in Democratic Indonesia" karya Mietzner, yang diselenggarakan BEM UNS di Hutan Fisip UNS pada Rabu (08/05), menjadi wadah penting untuk meningkatkan pemahaman politik dan mendorong budaya diskusi di masyarakat.

Diskusi yang dihadiri oleh para akademisi, aktivis, dan masyarakat umum ini, menelaah strategi presiden dalam membangun koalisi dan pengaruhnya terhadap perjalanan demokrasi di Indonesia. 

Menurut Ahmad Juhdan, Wakil Menteri Analisis Strategis BEM UNS 2024, buku Mietzner menunjukkan bagaimana presiden di negara demokrasi muda dengan sistem presidensial dapat terjebak dalam pusaran kekacauan dan keruntuhan. Hal ini dibuktikan dengan berbagai contoh presiden Indonesia di masa lalu, seperti Suharto yang mundur, BJ Habibie yang hanya menjabat kurang dari 2 tahun,  Gus Dur yang dimakzulkan MPR, dan Megawati yang kalah dalam pemilihan ulang.

Namun, dalam 20 tahun terakhir, trennya berubah. Hanya ada dua presiden, SBY dan Jokowi, yang masing-masing dua periode. Juhdan menekankan pentingnya memahami strategi presiden dalam membangun koalisi untuk mencapai stabilitas politik.

Juhdan juga mengingatkan bahwa segala hal yang terjadi di politik pasti memiliki pengaruh terhadap rakyat. "Kita semua akan menjadi hilir dari kebijakan yang diambil," tegasnya.

Pemahaman politik yang baik menjadi kunci untuk mengantisipasi kemunduran demokrasi dan memperjuangkan keadilan sosial.

Theofilus A. Suryadinata, pakar sosiologi UNS, mengangkat isu neo-patrimonialisme yang dibahas dalam buku Mietzner. Ia menjelaskan bagaimana praktik politik ini dapat menghambat demokrasi dengan cara pemerintah merangkul oposisi dan menjadikannya bagian dari koalisi. Hal ini berpotensi memicu loyalitas yang terdistorsi, di mana para wakil rakyat lebih memprioritaskan kepentingan diri dan kelompoknya daripada aspirasi rakyat. 

Suryadinata menekankan pentingnya budaya diskusi dan berpikir kritis untuk memahami kompleksitas politik. Ia mengajak masyarakat untuk membiasakan diri membaca buku, termasuk novel, untuk melatih kemampuan berpikir kritis.

whatsapp-image-2024-05-14-at-00-15-27-1-66428ac4de948f2bb561afd2.jpeg
whatsapp-image-2024-05-14-at-00-15-27-1-66428ac4de948f2bb561afd2.jpeg

Buku The Coalitions President Make: Presidential Power and Its Limits in Democratic Indonesia karya Mietzner ini tentu menjadi instrumen edukasi yang membawa angin segar bagi para akademisi untuk dapat mengembangkan penelitian ini sehingga menghasilkan penelitian-penelitian baru yang dapat didiskusikan terus menerus. Hal ini dapat mendorong budaya diskusi yang akhirnya nanti mampu memperbaiki demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik.

Penulis

Arinda Safira

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun