Mohon tunggu...
Arinda Oktariski Setyaningsih
Arinda Oktariski Setyaningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

🗂️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Satu Bahasa, Satukan Indonesia

20 November 2023   16:54 Diperbarui: 20 November 2023   16:58 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis:

Arinda Oktariski Setyaningsih & Dr. Muhammad Rohmadi, M. Hum.

Pernahkah terpikirkan oleh kita tentang bagaimana jika dalam kehidupan tidak ada bahasa? Akankah komunikasi antara manusia dengan yang lainnya tetap berjalan? Adakah sesuatu yang dapat menggantikan peran bahasa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut seharusnya menjadi bahan refleksi bagi kita semua sebagai pemakai bahasa. Dalam berkomunikasi tentu kita memerlukan bahasa sebagai sarana menyampaikan maksud dan tujuan dari suatu tuturan. Dengan kata lain, bahasa akan mempermudah segala aspek dan mobilitas manusia di dunia.

Kehadiran bahasa menjadikan manusia saling berkomunikasi sehingga mengetahui segala informasi yang sedang dibutuhkan. Pemakaian bahasa juga akan mempengaruhi budaya suatu bangsa dalam berpikir dan bertindak. Misalnya pada negara Indonesia yang memiliki ratusan bahasa daerah.

Bahasa daerah tersebut awalnya berasal dari tradisi dan warisan masyarakat setempat dalam kehidupan bersosial. Sejarah dan letak geografis juga mempengaruhi adanya keberagaman bahasa di Indonesia. Oleh karena itu, kedudukan bahasa daerah mencerminkan keadaan seluruh masyarakat di Indonesia.

Namun, masyarakat dalam kehidupan sehari-hari lebih dominan menggunakan bahasa daerah daripada bahasa nasionalnya sendiri, yaitu bahasa Indonesia. Bahkan terkadang masyarakat kurang memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian bagi semua pihak, khususnya bangsa Indonesia.  

Bahasa Indonesia harus menjadi sarana untuk mempersatukan bangsa. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki wilayah geografis yang luas sehingga disebut dan dikenal sebagai lingua franca atau bahasa pengantar. Dengan demikian, masa depan negara Indonesia juga akan ditentukan oleh peran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, tetapi tetap melestarikan bahasa daerahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun