Mohon tunggu...
Arinda Mita
Arinda Mita Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi tingkat akhir Univ. Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Sebungkus Mie Instan

12 Desember 2011   23:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:25 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mie instan, bukan hanya memberikan kenikmatan rasa yang bisa dijangkau oleh semua kalangan. Tetapi juga memberikan bumbu-bumbu polemik didalamnya.
Kontroversial pemakaian jingle iklan Indomie dalam pemilu presiden pada tahun 2009 misalnya. SBY menggunakan jingle iklan Indomie sebagai sarana kampanye karena jingle iklan Indomie bertema nusantara beliau tidak memikirkan pencitraan negatif yang ditimbulkan. Dengan menggunakan jingle Indomie sebagai sarana kampanye itu menandakan bahwa SBY mendukung import gandum yang dilakukan pemerintah. Gandum merupakan bahan pokok pembuatan mie instan yang bahannya harus didatangkan dari luar negeri. Jika pemerintah terus melakukan import maka akan terjadi inflasi terhadap perekonomian Indonesia dan juga akan merugikan para petani di Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat konsumsi mie instan tertinggi kedua di dunia setelah China. Dengan tingkat konsumsi mencapai 14,4 milyar per tahun atau sekitar 3 bungkus mie instan per orang. Apa kita harus bangga dengan prestasi tersebut? Padahal dengan meningginya tingkat konsumsi mie instan maka tingkat konsumsi akan beras atau bahan pokok lainnya berkurang. Hal itu menandakan bahwa daya beli masyarakat akan kebutuhan pokok rendah yang berarti bahwa kondisi perekonomian negara tersebut melemah.
Jika tidak segera diatasi, polemik sebungkus mie instan ini akan berdampak besar terhadap perekonomian negara kita. Dan masyarakat akan semakin bergantung terhadap keberadaan mie instan. Pernahkah mereka berpikir jika suatu saat nanti tidak akan ada mie instan lagi? Lalu apa yang akan dilakukan pemerintah?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun