- Pengertian Konflik dan Pendidikan
a. Pengertian konflik
Istilah "konflik" secara etimologis berasal dari bahasa Latin "con" yang berarti bersama dan "fligere" yang berarti benturan atau tabrakan. Dalam pengertian lain, konflik merupakan suatu proses sosial yang berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok yang saling menentang dengan ancaman kekerasan.Â
Konflik merupakan gejala sosial yang akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu. Secara umum, konflik merupakan gejala yang selalu mengisi setiap kehidupan sosial. Hal-hal yang mendorong timbulnya konflik ialah adanya persamaan dan perbedaan kepentingan sosial.
Menurut lawang konflik diartikan sebagai perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka seperti nilai, status, kekuasaan dan sebagainya dimana tujuan mereka berkonflik itu tidak hanya memperoleh keuntungan tetapi juga untk menundukkan pesaingnya. Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konflik adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan yang terjadi antar anggota atau masyarakat dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan dengan cara saling menantang dengan ancaman kekerasan.
b. Pengertian pendidikan
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata Pendidikan berasal dari kata 'didik' dan mendapat imbuhan 'pe' dan akhiran 'an', yang mempunyai arti yaitu proses, cara atau perbuatan yang mendidik. Secara bahasa, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Istilah pendidikan dalam bahasa Inggris adalah education, berasal dari bahasa latin educare, yang berarti pembimbingan keberlanjutan (to lead forth). Maka dapat diartikan secara etimologis bahwa pendidikan mencerminkan keberadannya yang berlangsung dari generasi kegenerasi sepanjang eksistensi kehidupan manusia.Â
Konsep dan Teori Konflik
Konsep konflik
Studi tentang konflik dalam masyarakat dapat dikaji melalui dua pendekatan utama, yang populer yaitu pendekatan struktural fungsional dan pendekatan strutural konflik. Dua pendekatan ini menghasilkan model konstruksi analisis yang berbeda. Pendekatan struktural konflik melihat bahwa konflik adalah gejala serba hadir dalam masyarakat. Untuk itu, konflik tidak dapat diselesaikan. Menyelesaikan konflik berarti menghilangkan masyarakat itu sendiri. Sementara, pendekatan struktural fungsional melihat bahwa konflik terjadi antar kelompok yang memperebutkan hal yang sama, tetapi konflik akan selalu menuju ke arah kesepakatan.
Paul conn, melihat bahwa situasi konflik pada dasarnya dibedakan menjadi dua: yaitu konflik menang-kalah (zero-sum conflict) dan konflik menang-menang (non zero-sum conflict). Konflik menang-kalah ialah situasi konflik yang bersifat antagonistik sehingga tidak memungkinkan tercapainya suatu kompromi diantara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Ciri struktur konflik ini adalah tak mungkin diadakan kerjasama, hasil kompetisi akan dinikmati oleh pemenang saja.