Keterampilan literasi perlu mendapatkan penekanan dalam kompetensi, pemilihan materi dan distribusinya di sekolah. Sekolah dasar menjadi media pembelajaran literasi karena merupakan proses awal seorang anak belajar membaca dan menulis. Sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar calistung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai tingkat perkembangannya serta menyiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Melalui pendidikan sekolah dasar, siswa diharapkan memperoleh bekal kemampuan literasi, yakni membaca dan menulis (Nurdiyanti & Suryanto, 2010).
Pandemi yang semakin berkepanjangan ini telah banyak memberikan perubahan terhadap kegiatan pembelajaran. Di seluruh dunia, lebih dari 1 miliar pelajar baik itu usia sekolah maupun juga perguruan tinggi, telah digiring untuk melakukan perubahan secara radikal pada implementasi teknologi pendidikan dalam waktu yang sangat singkat. Institusi Pendidikan berupaya mendesain ulang seluruh kegiatan pembelajaran bagi semua kalangan pelajar. Dilansir dari OECD ditahun 2030 Future Education and Skills Project memaparkan bahwa bila kita ingin melihat dan membangun kembali standar pendidikan yang baik, kita harus mampu menggabungkan pengetahuan dengan keterampilan meliputi berpikir kritis, kreatif, komunikatif dan kolaboratif.
Teknologi menjadi salah satu hal yang sangat penting, mengingat kondisi siswa yang kesulitan dalam mencari bahan ajar untuk menambah wawasan dan sumber pengetahuan membuat kita harus memutar otak agar dapat memudahkan akses pembelajaran. Melalui kegiatan KKN yang dilakukan oleh masahsiswa UPI di SD Negeri 138 Gegerkalong Girang, mereka mengimplementasikan masalah tersebut kedalam program KKN yang bertemakan "Tematik Literasi". Hal ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi siswa dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam suatu program terdapat beberapa hal agar dapat memudahkan proses kegiatan, maka kegiatan tersebut dibagi kedalam lima program diantaranya:
Pertama, adanya penguatan pendampingan budaya literasi yang dilakukan oleh staff administrasi sekolah dengan cara mahasiswa membantu staff untuk pengecekan soal ujian, membuat desain poster dan pengecekan akun Monev PPID.Â
Kedua, penguatan literasi melalui desain visual sebagai pendukung literasi sains. Dalam kegiatan ini, mahasiswa mendesain poster sebagai sarana komunikasi dan interaksi dengan lingkungan.Â
Ketiga, pendampingan belajar siswa dalam mendukung literasi numerasi. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu memahami tentang angka, simbol dan analisis informasi kuantitatif seperti grafik, tabel, bagan dan sebagainya.Â
Keempat, membuat video unggulan yang berisi tentang tata cara persiapan PTM di SD Negeri 138 Gegerkalong Girang.Â
Kelima, pembuatan bahan bacaan perpustakaan online (E-Library) sebagai wadah penyimpanan data buku dongeng, buku bergambar, buku pelajaran kedalam bentuk file elektronik yang tentunya ditujukan untuk meningkatkan minat baca dan tulis para siswa serta memudahkan orang tua siswa dalam proses pembelajaran.
Sumber :