Mohon tunggu...
Harini Rahmi
Harini Rahmi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Life is a process to transfer our values to others. Make ourself meaningfull anytime anywhere for all people

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Jemput Bola Kian Diminati

20 Juni 2012   05:40 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:45 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Strategi Jemput BOLA kian Diminati

Oleh : Harini Rahmi

Persaingan business mengharuskan para pengusaha untuk jeli dalam menentukan strategi yang tepat sehingga mendapatkan tempat dan menguasai pangsa pasar yang ada. Tim marketing yang menjadi ujung tombak perusahaan terus berupaya meracik berbagai trik yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan. Iklan di berbagai media massa dan menjadi sponsor atas berbagai event yang dihadiri oleh khalayak ramai merupakan beberapa langkah umumnya dilaksanakan.

Walls, salah satu brand ternama yang menjadi produsen ice cream di negeri ini. Menjadi primadona tak ayal membuatnya berpuas diri, strategi jemput bolapun dilakoni. Berbekal sepeda dorong yang dilengkapi dengan musik khasnya para tenaga marketingnya mulai menjelajahi jalan demi jalan, perumahan, dan gang-gang kecil sehingga mereka langsung menjangkau end user [baca konsumen]. Dan tarra, ide jemput bola ini ternyata memberikan hasil yang memukau. Tak hanya meningkatkan penjualan, walls pun berhasil mencuri hati para konsumen dan menjadikannya ice cream yang paling dikenal serta digemari oleh masyarakat umum. Setiap kali mendengarkan jinggel khas ice cream ini secara otomatis masyarakat dapat menebak bahwa si tukang ice cream telah lewat.

Strategi lawas ini ternyata mampu menjadi trend yang akhirnya diikuti oleh brand-brand lain. Yakult menjadi follower strategi jemput bola berikutnya. Jika walls menggunakan tenaga penjual dari kaum adam, berbeda dengan yakult, produsen minuman kesehatan ini memilih kaum hawa untuk menjadi tenaga penjualnya. Berbekal sepeda yakult para ibu penjual yakult tersebut mulai memasuki komplek perumahan dan mencuri perhatian masyarakat. Langkah ini tampaknya cukup memberikan dampak positif mengingat strategi ini telah dijalankan lebih dari tiga tahun.

Sari roti, sebuah produsen roti yang popular dengan rotinya yang lembut, enak, kemasan yang menarik, serta mencantumkan tanggal expired yang jelas mulai melebarkan sayapnya. Memperbanyak distributor di berbagai wilayah, promosi di media televisi dan koran menjadi alternatif awalnya. Untuk kota Padang, product ini baru starting pada bulan Januari 2012 dengan menjadikan minimarket, mall, dan warung-warung sebagai tempat pemasarannya. Namun dua bulan terakhir produk ini mulai menjadi follower strategi jemput bola, dengan menggunakan kereta dorong para tenaga penjualnya mulai mengayuh langkah menyusuri jalan umum, tempat keramaian, komplek perumahan, dan gang-gang sempit sekalipun. Berbekal jinggel khasnya, produsen roti ini akhirnya mendapat tempat di hati masyarakat. Ya, mereka yang dulunya asing, sekarang mulai diminati.

Tiga brand ternama di atas membuktikan bahwa strategi jemput bola merupakan trik marketing yang tidak dapat dipandang sebelah mata. Strategi ini  tak saja berhasil meningkatkan penjualan, langkah ini sekaligus menjadi promosi aktif yang membuat mereka kian eksis di antara sengitnya persaingan yang ada. So, mindset yang menyatakan strategi jemput bola adalah trik usang perlu dipertimbangkan kembali, karena bukan  trik baru yang dibutuhkan, tetapi trik yang tepat sasaranlah yang dijadikan pilihan.

Salam marketing !

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun