Mohon tunggu...
Harini Rahmi
Harini Rahmi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Life is a process to transfer our values to others. Make ourself meaningfull anytime anywhere for all people

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sketsa Alam di Kawasan Mandeh Yang Memukau

12 Juli 2012   10:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:02 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sketsa Alam di Kawasan Mandeh Yang Memukau

Oleh : Harini Rahmi

Menjelajahi alam di pelosok nusantara bahkan hingga ke luar negeri tak membuat saya serta merta terpuaskan dan takjub tak terkira. Negeri lain bisa jadi lebih maju, lebih modern, dan lebih terkenal, namun semuanya itu tak lantas membuat alam Minangkabau kehilangan pesonanya. Alam Minangkabau seperti sebuah harta karun yang tersembunyi dan belum dijamah oleh orang banyak. Keindahan alam Minang kabau membuatku berpikir bahwa Tuhan sedang tersenyum kala menciptakan nagari nan elok ini.

Salah satu pesona alam Minangkabau yang belum banyak tersiar adalah daerah wisata kawasan Mandeh. Daerah ini konon kabarnya memiliki panorama alam nan memukau serta taman bawah laut yang luar biasa bahkan menyerupai Bunaken. Daerah ini terletak 56 km dari kota Padang. Mendengar kabar mengenai keelokan  destinasi wisata ini membuat saya tak sabar untuk menginjakkan kaki di tanahnya.

Bersama keluarga tercinta akhirnya saya berangkat menuju kawasan Mandeh beberapa waktu lalu. Di sepanjang perjalanan mata kami dimanjakan dengan nuansa hijau dedaunan dan birunya lautan yang mendamaikan. Beberapa kapal dan perahu tampak melukis sketsa indah seperti tampak pada gambar di atas. Perlahan tapi pasti akhirnya kami sampai di kawasan Mandeh yang terletak di Kecamatan Koto XII Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat.

Indahnya alam langsung membuatku tak berkedip. Pemandangan pertama yang membuatku memukau adalah seperti yang tampak pada foto di atas. Saya seperti berada di dunia khayangan dan disuguhi sebuah lukisan buah karya maestro nan professinal. Damai, demikianlah yang saya rasakan saat melihat alam nan terlalu indah untuk menjadi kenyataan.

Beberapa pulau besar dan kecil seperti pulau Traju, Pulau Sironjong, Pulau Pagang, Pulau Bintangor dan Pulau Cubadak tampak seperti hutan rimba nan hijau di tengah lautan.  Rindangnya dedaunan yang asyik menari di dahan-dahan pohon menghembuskan oksigen yang tak saja membuat kami berkesempatan menghirup oksigen yang menyegarkan tetapi juga membelai mesra kulit kami hingga sengatan matahari tak lagi begitu kentara menyengatnya.

Masih dari kawasan Mandeh, saya melayangkan pandangan ke arah lainnya. Wow, saya melihat  sebuah perkampungan yang tampak terapung di lautan. Mereka berada di antara hijaunya perbukitan dan birunya lautan. Sebuah paduan warna yang sangat memukau tentunya. Kampung ini bernama "Kampung Mandeh". Inilah nama yang menjadi insprirasi pemberian nama daerah wisata ini menjadi "Kawasan Wisata Mandeh".  Jadi kawasan Mandeh bukan berarti Kawasan Ibu [Mandeh adalah bahasa lokal Minangkabau yang berarti 'ibu'].

Di daerah ini terdapat sentara pembibitan ikan dan juga menjadi tempat para nelayan melabuhkan perahu maupun kapal motornya guna menangkap ikan. Jika malam menjelang, perahu dan kapal motor tersebut akan bertolak ke tengah lautan. Untuk menarik perhatian ikan-ikan maka bagan [kapal motor nelayan yang dilengkapi dengan banyak lampu neon] mulai menyalakan lampu yang mengelilingi kapalnya bak kunang-kunang raksasa. Ikan-ikan segera berdatangan mendekat sehingga lebih mudah untuk ditangkap.

Kawasan Mandeh memang belum begitu populer di Indonesia, bahkan di Sumatera Barat sekalipun. Namun bagi mereka yang telah berkunjung ke sini sepertinya tak mampu punya alasan untuk tidak sepakat bahwa daerah ini sungguh eksotis. Tak berlebihan kiranya jika daerah ini diberikan julukan sebagai "The Paradise in the south" [Surga di selatan --> Sumataera Barat].

Meski sudah menginjakkan kaki di sini namun sayang waktu itu saya belum sempat melonggok ke dalam lautnya guna menyaksikan panorama alam bawah laut yang konon kabarnya sangat luar biasa. Semoga di lain waktu saya mendapat kesempatan untuk itu, aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun