Mohon tunggu...
Harini Rahmi
Harini Rahmi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Life is a process to transfer our values to others. Make ourself meaningfull anytime anywhere for all people

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukan Lapangan BOLA BIASA

18 Juni 2012   05:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:50 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan Lapangan BOLA BIASA

Oleh : Harini Rahmi

Sepak bola telah menjadi olahraga yang diminati oleh banyak orang, tak terbatas oleh usia, suku, agama, ras, bahkan gender sekalipun. Olahraga ini telah berhasil meraih posisi istimewa di hati kita sehingga sepak bola tak semata menjadi sebuah permainan, sepak bola juga menjadi peluang bisnis, ajang silaturahmi, dan inspirasi. Sepak bola tak lagi menjadi menjadi isu sentral di lapangan hijau, ia terus tumbuh dan berkembang menjadi trending topic di meja makan, kantor, sekolah, kereta, bus, ladang, pantai, cafe, perpustakaan, dan berbagai tempat lainnya.

Menurut aturan bakunya olahraga ini bisa jadi hanya dimainkan di sebuah lapangan hijau dengan ukuran tertentu. Namun bagi mereka yang menyukai olah raga ini dan dihadapkan oleh kian langkanya lapangan bola di tempat mereka karena pembangunan yang terus menggurita tak membuat mereka menyerah. Mereka tetap ingin bermain dan keinginan yang kuat membuat mereka mampu mengubah banyak tempat menjadi lapangan bermain bola.

Mereka yang tinggal di perkampungan nelayan ini misalnya, bagi mereka pantaipun dapat dijadikan lapangan untuk bermain bola [lihat gambar di atas]. Tak berhenti di sana, bahkan jalanan beraspal yang saat ini sedang vakum untuk sementara waktu karena adanya proyek pembangunan di sekitar lokasi membuat mereka mampu menyulapnya menjadi lapangan untuk bermain bola. Tak hanya anak-anak, bagi mereka yang dewasapun juga ikut serta.

13399965551605208301
13399965551605208301

Bermain bola bersama teman-teman membuat mereka tak lagi berpikir soal kenyamanan. Senyum mereka adalah bukti bahwa dapat bermain bola bersama para sahabat membuat mereka sangat menikmati hal ini meski bukan di lapangan hijau yang nyaman. Di sepanjang jalanan dan pantai di perkampungan nelayan tersebut saya menemukan banyak sekali orang-orang bermain bola dalam berbagai usia yang terbagi dalam beberapa kelompok. Merekalah sosok yang tak semata menikmati bola dari layar kaca, berteriak penuh histeria atas kemenangan tim favorit, atau berkomentar penuh kritikan tajam atas kegagalan sang bintang membobol gawang lawan, tapi mereka juga menjadi pemain bola meski di arena yang seadanya.

Merekalah yang tak sengaja menjadi guru yang mengajarkan saya bahwa tak ada alasan untuk tidak bergembira, tak ada batasan untuk bermain bola, sepanjang keinginan itu ada. Meski arena yang ada bukanlah lapangan bola nan hijau, namun hati mereka lebih hijau untuk akhirnya memberikan keteduhan di jiwa mereka saat bermain bola.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun