Melalui festival ini hendaknya para atlet dayung lokal dapat berkesempatan untuk menguji nyali dengan para atlet dayung dari mancanegara. Di samping nilai-nilai sportivitas, kegiatan ini juga ditujukan untuk mempromosikan pariwisata Sumatera Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya di taraf internasional. Melalui event ini diharapkan kekayaan budaya dan pariwisata ranah Minang dapat dikenal lebih dekat oleh para wisnu maupun wisman. Para atlet dan pendukungnya merupakan ujung tombak dari promosi pariwisata itu sendiri.
Pemerintah setempat berharap adanya kerjasama yang baik dari masyarakat sekitar sehingga olah raga ini dapat memberikan kenangan yang tak terlupakan bagi para atlet dan pendukungnya sehingga ke depan mereka ini akan sosok yang akan bercerita kepada keluarga, mitra kerja, kenalan, dan handai taulan mereka akan keelokan nagari ini, sportivitas dan keramahan masyarakatnya, kelezatan makanannya, dan keanekaragaman destinasi wisata alamnya.
Melalui kegiatan ini sekaligus menjadi sebuah upaya nyata untuk mempertahankan budaya luhur nenek moyang kita yang dikenal sebagai pelaut nan gagag dan pemberani serta menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong guna meraih tujuan bersama. Lomba dayung perahu naga yang melibatkan 12 hingga 22 orang atlet ini tentunya merupakan bukti otentik bahwa sebuah tujuan mulia akan lebih cepat dan lebih mudah diraih tatkala diupayakan secara bersama-sama dengan kemauan untuk bergerak dalam satu komando yang sama.
Selain menjadi salah satu hiburan bagi masyarakat lokal, kegiatan ini tentunya juga ikut memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian masyarat dalam bidang tour and travel, kuliner, transportasi dan akomodasi, serta berbagai bidang lainnya.
Dalam rangka memeriahkan lompa dayung perahu naga ini, pemerintah juga menggelar beberapa kegiatan pendukung lainnya yakni berupa expo yang memamerkan produk unggulan hasil kerajinan tangan, kesenian, UKM, dan pendidikan, parade artis Minang dan Ibu kota, dan berbagai kegiatan penunjang lainnya.
Lomba dayung perahu naga yang digagas oleh pemerintah kota Padang tersebut terinspirasi dari sebuah olahraga kedaerahan yang disebut salaju sampan [pacu sampan] yang dikabarkan telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Perubahan nama dari salaju sampan menjadi lomba dayung perahu naga terjadi karena olahraga ini ditujukan untuk mengundang para peserta dari luar provinsi bahkan dari luar negeri. Mengingat istilah perahu naga sudah popular di kancah internasional maka pemerintah akhirnya sepakat untuk menggunakan istilah tersebut sebagai ide yang dibentuk sebagai sarana untuk memulihkan gairah pariwisata di SUMBAR pasca gempa 2009 nan lalu.
Lalu siapakah yang akan menjadi pemenang dalam lompa dayung perahu naga kali ini?
Jawabannya akan kita temukan sorenanti tertanggal 15 Juli 2012 yang menjadi puncak acara lomba dayung perahu naga ini.
disarikan dari :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H