Mohon tunggu...
Harini Rahmi
Harini Rahmi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Life is a process to transfer our values to others. Make ourself meaningfull anytime anywhere for all people

Selanjutnya

Tutup

Catatan

JODOHKU

20 Mei 2012   16:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto : www.romanticlovepictures.com

jMenyaksikan resepsi pernikahan antara Anang dan Ashanti yang disajikan live oleh stasiun televisi swasta dengan thema "JODOHKU"  membuat saya terharu. Peristiwa bahagia pengantin tersebut tak semata milik mereka. Momentum itu mengusung banyak nilai-nilai di dalamnya, di sini saya melihat bagaimana rasa cinta Anang terhadap budaya lokal tanpa menutup diri untuk suatu pembaharuan. Perhelatan akbar tersebut di kemas dalam sajian tradisional dalam balutan modern.

13375343681020108154
13375343681020108154
gambar : id.omg.yahoo.com

Di antara tamu yang memadati ruangan, kembali saya dikejutkan dengan beberapa sosok yang hadir. Mereka bukan pejabat tinggi namun sangat di kenal di tengah kita semua karena profesi mereka sebagai salah satu publik figure yang mumpuni. Kehadiran Yuni Shara merupakan bukti terjalin dan terjaganya hubungan baik antara Anang dengan mantan kakak Iparnya. Kehadiran Krisda Yanti, mantan istri pertama Anang Hermasyah sungguh membuatku terharu. Krisdayanti yang hadir bersama putri kecil buah cinta dengan suami keduanya tampak ikut bahagia atas pernikahan mantan suaminya itu. Mereka saling berjabat tangan dan mengucapkan selamat, bahkan Raul Lemos suami kedua Krisdayanti  berpelukan erat dengan Anang seperti layaknya sahabat karib. Krisdayanti juga ikut menyanyi dalam resepsi pernikahan Anang dan Ashanty. Kedua anak hasil pernikahan Anang dan Krisdayanti tampak sangat antusias sekali.  Resepsi tampak dipenuhi oleh cinta kasih, tidak ada kekakuan, kecemburuan, apalagi dendam di antara mereka.

Faktanya memang pernah ada seberkas luka dalam di antara Anang dan Krisdayanti atas perceraiannya, namun di tengah kepedihan itu, mereka mampu saling memaafkan dan kembali bangkit dari keterpurukan serta menikmati kebahagiaan yang mereka ciptakan.

Di luar itu, kehadiran Ashanty bagi Anang tentu menjadi pelengkap hidupnya. Namun sikap Anang yang memposisikan diri Ashanty sebagai sahabat bagi anak-anaknya adalah sebuah prestasi yang gemilang. Anang menyadari bahwa bagaimanapun Krisdayanti adalah ibu bagi anak-anaknya dan tak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Konsep yang sangat sederhana namun amat jarang mampu diaplikasikan oleh banyak pasangan yang berujung pada perceraian. Ada mantan atasan, mantan teman, mantan istri, mantan suami, namun tidak akan pernah ada mantan anak, mantan ayah, mantan ibu. Dan Ashanty mampu memenuhi harapan Anang hingga terbina hubungan yang sangat mesra antara dirinya dengan anak-anak Anang dan Krisdayanti. Ashanty justru memberi pandangan baru tentang arti calon ibu tiri yang selama ini mungkin lebih dikenal sebagai musuh bagi anak-anak. Ashanty menjauhkan mindset adanya perebutan sang ayah dari anak-anak. Dia hadir sebagai pendamping bagi ayah anak-anak sekaligus sahabat karib bagi mereka. KD pun sempat menyatakan bahwa Ashanty adalah tempat mata dan hatinya dititipkan (baca anak-anak hasil pernikahan KD dan Anang). Salut untuk mereka semua.

Perhelatan pasangan artis ini sungguh berbeda dengan pernikahan artis pada umumnya. Mereka sangat welcome dengan paparazi, masyarakat, karib kerabat, tanpa mengabaikan keluarga besar. Semoga apa yang kita lihat bersama adalah realitas kehidupan mereka yang dilahirkan oleh hati yang bersih dan niat yang baik sehingga ini bukan menjadi titik klimaks bagi perjalanan mereka, tapi awal langkah mereka guna menggapai dan menciptakan kehidupan yang lebih baik hingga menuju kehidupan yang sejati, yakni akhir hayat.

Cerita Anang, KD, dan Ashanty mengajarkan kita makna dari mencintai. Bahwa cinta bukan pemaksaan kehendak. Cinta perlu penerimaan, cinta perlu pengertian, cinta perlu berbagi, dan cinta bukan untuk kita semata, tapi untuk dia dan mereka. Cinta bisa jadi pernah menorehkan luka, tapi tetap cinta mampu menjadi penyemangat untuk bangkit dari keterpurukan hingga memungkinkan lahir benih-benih cinta yang lebih baru dan lebih BERARTI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun