Panah dan tatoo adalah dua hal yang tak terpisahkan dari masyarakat mentawai. Tik tik (bahasa Mentawai untuk menyebut tatoo) sudah menjadi budaya yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Mentawai. Tatoo berfungsi sebagai identitas atau tanda pengenal yang menggambarkan dengan jelas perjalanan hidup seseorang. Tatoo juga dijadikan salah satu tanda pengenal yang menunjukkan status sosial seseorang.
Mentawai meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Tahun 1991 adalah pertama kali saya menginjakkan kaki di bumi Sikakap. Berdomisili beberapa tahun di Sei Baru hingga perjalanan hidup memaksa saya keluar dari kepulauan tersebut. Namun Mentawai memberi warna yang tak kian memudar di benak saya. Di sini saya belajar arti kemandirian, persahabatan, keterbatasan, dedikasi, cinta kasih, budaya, perbedaan, dan bersinergi dengan alam. Sunset terindah, pantai putih dan pulau yang bersih, air laut yang biru kehijauan, gulungan ombak besar nan indah, buah yang fresh dari alam, semuanya saya temukan di Mentawai.
Tempat yang dinyatakan terisolir oleh orang banyak namun tak pernah sedikitpun saya merasa terasing. Demikian cintanya saya terhadap ranah ini, setiap kali saya mendengar ada orang yang mengatakan sagu adalah makanan pokok Penduduk Mentawai, maka saya akan langsung interupsi dan dengan tegas mengatakan bahwa Orang Mentawai itu makanannya beras, demikianlah celotehan polos saya sebagai anak SD kala itu.
Sumber gambar : Google
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H