kolusi, dan nepotisme). Karena masyarakat mentolerir tindakan tersebut
maka terjadilah tindak perilaku menyimpang.
3) Sosialisasi subkebudayaan yang menyimpang
Perilaku menyimpang terjaadi pada masyarakat yang memiliki
nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan
khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang
dominan / pada umumnya. Contoh: Masyarakat yang tinggal di lingkungan
kumuh, masalah etika dan estetika kurang di perhatikan, karena umumnya
mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan hidup yang pokok
(makan), sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang sampah
sembarangan. Hal itu oleh masyarakat umum dinggap perilaku