Mencoba hal yang baru adalah sebuah tantangan buat saya, apalagi KKN Moderasi Beragama merupakan program Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN) di seluruh Indonesia yang pada tahun ini bertempatan di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, maka hal ini adalah kesempatan untuk saya menambah pengalaman baru dan juga menambah jejaring relasi saya di Nusantara. hal yang saya khawatirkan ketika saya mengikuti KKN Moderasi Beragama ini adalah bagaimana saya nantinya beradaptasi dengan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang berbeda-beda daerah, suku, bahasa bahkan agama, tapi inilah kesempatan saya untuk belajar hal-hal yang belum saya ketahui. Seluruh peserta kkn moderasi beragama berjumlah 287 mahasiswa dari delegasi PTKN di tiap daerah, kemudian dibagi menjadi 6 kelompok besar yang terdiri dari 47- 49 mahasiswa tiap kelompok, setelah pembagian tersebut saya masih binggung terkait system kkn nya nanti bagaimana, yang biasanya kelompok kkn paling banyak sekitar 12 mahasiswa lah ini sampai hampir 49 mahasiswa, saya mendapat kelompok ke 6 tepatnya di kelurahan sukamulya. Tepat tangal 15 juli 2024 adalah pemberangkatan peserta kkn moderasi beragama sebelum itu kami melaksanakan pelepasan bersama rektor uin saizu purwokerto beserta ketua lppm dan dpl kami dari kampus.kemudian kami menuju lokasi kkn, setelah sampai kami langsung registrasi dan kami di pisah sesuai pembagian kelompok dan pemondokan.
Pembekalan dan sosialisasi system kkn di kuningan Islamic center (kic)
Sudah sekitar satu hari dua malam kita berkenalan dari masing-masing pemodokan maupun satu kelompok besar kelurahan sukamulya, ya memang mungkin belum kenal semua, kami 49 mahasiswa berasal dari daerah yang berbeda-beda, malah hampir dari aceh sampai ambo ada. Dua hari dimana kita semua dari peserta kkn keseluruhan menghadiri pembekalan dan sosisalisasi system yang nantinya akan diimplementasikan dalam kegiatan kkn, Dalam moment ini adalah kesempatan bagi kami untuk saling mengenal lebih dalam membangun cemisty, menurut saya hal ini sangat mempererat hubungan keakraban kami. Ada banyak permainan yang membuat kami belajar untuk berkerja sama walaupun pemikiran kita berbeda-beda, apalagi setiap kelompok memiliki sekitar 49 kepala dengan isi pikiran yang beragam serta membangun komitmen kelompok dan menumbuhkan rasa keperdulian antar kelompok.
Pada hari pembekalahan saya banyak sekali mendapat ilmu baru, terutama bagaimana kita nantinya menghadapi masyarakat yang berbeda keyakinan, apalagi di Kecamatan Cigugur memiliki warga dengan keagamaan dan kepercayaan yang beragam. Hal yang menarik ketika saya mendengar bahwa di kecamatan cigugur terdapat kepercayaan seperti halnya di jawa yaitu “Kejawen” dan disana bernama “Sunda Wiwitan” dan mereka berbaur rukun dengan warga lain yang beragama Islam, Kristen, Hindu dan Budha. Pada hari itu juga dihadiri tokoh-tokoh keagamaan setempat serta jajaran birokrasi dari UIN Bandung selaku tuan rumah dan pembukaan KKN Moderasi Beragama oleh Sekjen Kementrian Agama RI dan disambut dengan berbagai tarian dan lagu daerah kuningan. Ada yang berbeda dengan kkn moderasi beragama tahun-tahun lalu, untuk tahun ini kami menggunakan system sisdamas ( sisitem pemberdayaan masyarakat ), model pengabdian ini merupakan sebuah model pengabdian yang di kemangkan oleh uin sunan gunung sjati bandung selaku tuan rumah, untuk pengabdiannya itu berbasis pemberdaaan kepada warga desa dan mahasiswa hanya sebagai fasilitator saja.
Tahapan SISDAMAS
Setelah kami mendapatkan pembekalan terkait model pemberdayaan kamipun langsung merancang untuk menerapkan empat tahap dari sisdamas, dimana tahapan pertama itu adalah sosialisasi, rembug warga dan refleksi sosial, sebelum itu kami yang sudah dibagi menjadi 10 kelompok kecil dan saya kebagian untuk RT 10. Untuk awalnya kami bersilaturahmi mengunjungi rumah ketua RT 10, dan dilanjutkan dengan rumah-rumah sesepuh dan warga di RT tersebut, dan ternyata diluar ekspetasi, warganya sangat menerima kami dengan tangan terbuka, bahkan mereka mengangap kami sebagai keluarga mereka. Dalam tahapan ini kami juga berinteraksi baik dengan remaja karang taruna dan tohoh masyarakatnya. Untuk tahapan pertama ini dilaksanakan dengan RT 9 juga agar lebih efektif untuk mendapat refleksi sosial yang jelas. Ada hal yang baru menurut saya, warga di Kelurahan Sukamulya sangat suka gotong royong dan menjaga erat tali silaturahmi mereka, misalnya dengan acara “Liwetan” dimana ada sajian hidangan liwetan yang nanti dimakan bersama dengan semua warga dan juga mahasiswa KKN, sudah tak terhitung banyaknya kita menghadiri acara liwetan di Kelurahan Sukamulya. Untuk tahapan kedua yaitu pemetaan sosial dan pengorganisasian masyarakat, tahap ini cukup susah, karena memang banyak informasi yang baru kita dengar, tapi tidak apa-apa hal ini justru membuat kami, para mahasiswa KKN menjadi lebih dekat dengan masyarakat, karena tahapan ini kita melakukan sensus penduduk ditiap rumah bahkan tiap kartu keluarga (KK) di RT masing-masing, mengapa saya bilang hal ini menjadikan kita dekat dengan masyarakat karena kita bersilaturahmi di setiap rumah-rumah warga, dan respon mereka pun sangat baik sekali, kita bahkan setelah sensus di rumah warga malah dikasih makanan untuk dibawa ke posko dan banyak hal kebaikan yang tidak terduga lainnya, untuk tahapan ini termasuk tahapan yang paling lama. Tetapi dengan adanya tahapan ini kami jadi tahu potensi-potensi yang ada, permasalahan lingkungan, dan masih banyak lagi. Ditahapan ini kami benar-benar belajar bagaimana cara hidup dengan menanamkan moderasi beragama dikehidupan sehari-hari, walaupun mereka dari agama yang berbeda-beda tapi hal itu tidak menjadikan satu alasan untuk tidak rukun, bahkan mereka sangat bertoleransi antar agama dan dikategorikan sangat rukun, maka dari itu disini kita bukan menjelaskan bagaimana moderasi beragama diterapkan dimasyarakat , tetapi kita belajar dari masyarakat agar kita bisa hidup moderat menanamkan empat pilar moderasi beragama dikehidupan sehari-hari. Maka semua hasil tahapan disiklus kedua ini sangat menujang untuk tahapan kita yang selanjutnya yaitu tahap siklus ke tiga, yaitu perencanaan partisipan dan sinergi program, untuk tahapan ini kita tidak lagi terfokus pad art kami masing masing, akan tetapi RT yang sangat berpotensi untuk dilakukan pemberdayaan. Kebanyakan warga kelurahan sukamulya adalah UMKM yang beragam macam dan juga banyak sekali kebudayaan yang ada di Kelurahan Sukamulya. Maka dari itu kami bekerjasama dengan Rumah Zakat yang ada disalah satu rt di Kelurahan Sukamulya untuk mengadakan acara pemberdayaan pelatihan UMKM, disitu bukan hanya pelatihan saja tetapi mereka diberi modal yang bermanfaat bagi kelanjutan UMKM mereka. Terkait kebudayaan dari kami dan warga mengusulkan diadakannya lembaga Sangar Tari tetapi kembali lagi persoalan waktu, karena kami hanya memiliki waktu yang terbatas sehingga untuk mengurus kelembaganan sangar diserahkan kembali ke warga dan itu nantinya melanjutkan tahap keempat yaitu monitoring dan evaluasi.
Pengabdian dan Acara Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN)
Ditengah kesibukan kita terkait sisdamas kita tidak sertamerta meningalkan kewajiban pengabdian, kita rutin menghadiri kajian mualaf dan kajian lainya, kitapun ikut mengajar di Sekolah Dasar dan Madrasah Diniyah bahkan SMP sampai SMK yang ada di Kelurahan Sukamulya sendiri dan itu sudah terjadwal dari awal. Apalagi waktu KKN kita bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia, maka tak luput kita membantu karang taruna dalam menyiapkan semua rangkaian acara Peringatan Hari Besar Nasional di Kelurahan Sukamulya ini, dari penyebaran proposal hinga tenaga yang dibutukan untuk mensukseskan acara ini. Saya sangat terkesan dengan karang taruna di Sukamulya karena mereka sangat hebat dalam menyiapkan acara besar yang termasuk sukses sekali, acara ini bukan hanya lomba-lomba kemerdekaan saja tetapi banyak sekali kebudayaan yang ditampilkan, hal ini sangat menarik buat saya karena zaman sekarang hampir kebudayaan daerah itu punah karena kulturasi budaya dari luar, tapi di Sukamulya mereka menampilkan semua kebudayaan yang ada misalnya Tarian Penyambut Tamu, karena kebetulan PJ Bupati bisa menghadiri acara pembukaan bazar UMKM, kemudian ada Gong Renteng, Kecapi, Kuda Atraksi, Wayang Golek dan berbagai tarian tradisional serta lagu lagunya. saya juga sangat kagum terhadap warga sukamulya yang sangat menghormati leluhur-leluhur mereka dengan diadakannya Ziarah Makam Leluhur sebelum mereka mengadakan acara ini, hal ini harus dikembangkan dan dikenalkan kepada calon-calon pewaris bangsa agar tidak hilang begitu saja. Saya sangat mengapresiasi kepada warga sukamulya yang menjujung kebudayaan di daerah mereka.
Bukan Perpisahan Tetapi Berpamitan
Banyak yang bilang kalau ada pertemuan maka akan ada perpisahan, perpisahan terasa sakit bagi mereka yang tulus menghargai adanya pertemuan, ya, empat tahapan siklus yang rampung digarap berarti akan selesai juga KKN Moderasi Beragam kami, alhasil konsekuensi yang ada adalah perpisahan. Hari penutupan KKNpun tiba dan hari dimana pemaparan hasil pemberdayaan disetiap desannya, kami kembali dikumpulkan di Kuningan Islamic Center, dan alhamdulilahnya kami bisa membawa nama baik Kelurahan Sukamulya dengan membawa piagam penghargaan kelompok 5 kelurahan sukamulya menjadi “Kelompok Terbaik Dalam Pengalian Dan Pengembangan Potensi Masyarakat”. Dihari-hari terakhir kita KKN banyak sekali undangan perpisahan dari setiap RT, akan tetapi para warga tidak mau menyebut sebagai perpisahan melainkan sebuah pamitan. Mereka sudah mengangap kami sebaagai keluarga mereka, mereka sedih jika ditinggal pergi oleh kami, banyak sekali hal yang luar bisa yang dirasakan kita bersama mahasiswa KKN dengan warga kelurahan sukamulya suka maupun duka. Tidak terhitung rasa bahagia yang kami dapat, tidak terhitung kasih sayang yang kami dapat ditempat yang baru pertama kami singgahi. Bukan sekali dua kali warga sukamulya mengadakan acara pamitan, tapi setiap RT dimana terdapat 10 RT maka kamipun menghadiri disetiap RT yang berbeda-beda, tak luput dari lembaga pendidikan kami pun berpamitan. Tangisan setiap saat setiap detik dirasakan kelurahan sukamulya saat kami berpamitan, kebanyakan dari kami merasakan rasa ingin tetap tinggal dan menjalani moment-moment bersama warga kembali, namun kenyataan kita harus kembali ke daerah masing-masing untuk melanjutkan pendidikan. Hal yang paling sedih ketika saya sadar bahwa saya dan teman-teman yang lainpun akan berpisah melanjutkan kehidupan masing-masing. Sedih sekali jika saya membayangkan kami berpisah, kami sudah mengangap satu sama lain adalah keluarga, keluarga yang sangat bahagia, gurau, canda, tawa, nakal, jail yang tiap malam kita rasakan bersama nantinya akan seperti semula, hening, focus mengejar cita-cita masing-masing dan hal yang saling menyedihkan kita berbeda daerah, akan sulit bagi kita untuk berkumpul utuh kembali mengenang masa-masa KKN Moderasi Beragam ini. Banyak hal yang ingin saya ceritakan bagaimana ndahnya KKN Moderasi Beragam ini dan moment ini adalah moment yang sangat sepesial dan tidak bisa diulang kembali nantinya. Untuk teman-teman poskoku ayok kita kejar inpian dan kesuksesan kita dan berjannjilah kita akan bertemu dikemudian hari dengan hasil jeripayah kita yaitu “kesuksesan”.
Big lov for kelompok 5 KKN Moderasi Beragam kelurahan sukamulya