Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar pada semua sektor terutama sektor Usaha Mikro Kecil Menengah khususnya penurunan omset harian penjualan Gula Merah di Daerah Tanggul Kulon. Kondisi seperti ini justru memotivasi mahasiswa Universitas Jember untuk melaksanakan Program "KKN Back to Village 3" untuk membantu penjual Gula Merah. Â
Program kerja Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Dalam Pengembangan Bisnis di Masa Pandemi Covid-19 yang akan dilaksanakan oleh Mahasiswa KKN UNEJ 2021, Arina Aula Harfina dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis program Studi Akuntansi dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ibu Eriska Eklezia Dwi Saputri, S.T., M.T., dengan memberikan pelatihan pembukuan sederhana, strategi pemasaran dan pengiriman melalui ekspedisi kepada UMKM Pemasok Gula Merah di Daerah Tanggul Kulon.
Kegiatan KKN ini dilaksanakan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada Pelaku UMKM yaitu Ibu Ismiati yang menjadi Pemasok Gula Merah di dusun Krajan RT 004 RW 006 Desa Tanggul Kulon.Â
Pertama, dengan adanya sosialisasi bagaimana pentingnya pencatatan dalam setiap adanya transaksi, kenapa setiap pelaku UMKM harus melakukan pencatatan sederhana minimal pencatatan secara manual dan pelatihan langsung proses pembukuan dengan pencatatan sederhana menggunakan buku kas dengan mengisikan tanggal transaksi, keterangan transaksi, debet, kredit dan saldo. Sasaran mengakui bahwa dengan adanya pencatatan sederhana bisa membantu untuk mengetahui dengan mudah per harinya total dari pengeluaran dan pemasukan. Pembukuan sederhana ini juga membantu permasalahan yang sebelumnya terjadi yaitu untuk pemisahan uang yang digunakan khusus untuk berdagang dan untuk kebutuhan rumah tangga.Â
Kedua, strategi pemasaran untuk penjualan gula merah, dengan adanya promosi menggunakan Whatsapp, dan juga membuat akun Shopee. Dalam penggunaan Whatsapp seperti share foto gula merah, memposting gula merah melalui story Whatsapp sangat membantu penjualan eceran per harinya mencapai 3 kg. Untuk penggunaan akun Shopee sendiri juga masih ada beberapa kesulitan dan masih minim untuk penjualannya, karena juga masih relatif baru mengenal akun Shopee dan penjualan juga masih tergolong rendah, hanya ada beberapa yang checkout melalui akun Shopee.Â
Ketiga, pengiriman via ekspedisi, yang sebelumnya dibatalkan dikarenakan kurangnya kemampuan Ibu Ismiati dalam meng-handle pemasaran ke luar kota, setelah dilakukan pendampingan, Ibu Ismiati dapat melakukan pengiriman ke Surabaya. Dengan adanya akun Shopee juga memudahkan dalam proses pengiriman via ekspedisi.
Dengan adanya sosialisasi, pelatihan dan pendampingan mengenai pembukuan sederhana, strategi pemasaran produk dan pengiriman via ekspedisi, pelaku UMKM, Ibu Ismiati telah menerapkan pembukuan sederhana untuk memahami hasil penjualan setiap bulannya, mengetahui kemajuan usaha, memantau pemasaran produk sehingga omset penjualan semakin naik, dan mampu mengirimkan pesanan produk ke luar kota dengan menggunakan ekspedisi via JNE atau JNT. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seterusnya akan membantu mempermudah usaha, memberikan manfaat, dan omset penjualan juga semakin naik setiap harinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H