Mohon tunggu...
Arina Febriani
Arina Febriani Mohon Tunggu... -

kelahiran Palembang,25 Februari 1991. Masih berstatus mahasiswa semester 4 departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dari kecil bercita-cita menjadi dokter, peresenter, psikolog, penyiar, tapi memilih kuliah di jurusan manajemen, dan itulah takdir terbaik yang tuhan pilihkan untuk saya.Dari kecil saya hobi menulis mulai dari diary, atau di halaman belakang buku sekolah saya, bahkan mencoeret-coret dinding rumah saat umur 3 tahun. Tapi mengalami kemunduran dalam bebrapa waktu terakhir ini (sok sibuk. hehehe). Suka banget sama karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dan Pipiet Senja (ngarep bisa seperti mereka). Aktif dalam program pemulihan minat dan bakat saya dalam kepenulisan. Suka banget sama kata-kata: Karena perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Sedang berusaha untuk memperbaiki diri dan bisa bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Mati

22 Desember 2010   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gelap.
Aku sendiri di tengah keramaian.
Suara itu terdengar sayup.
Bergemuruh.
Lantunan ayat cinta dari sang kekasih.
Sayup-sayup.
Mereka menghilang.

Tiba-tiba, ia datang!
Meloloskan tulangku dari setiap sendinya.
Sakit. Aku merintih.
Pedih. Terkoyak nadiku.
Nyeri. Setiap darahku berhenti mengalir.
Aku terbang.
Aku melayang.
Melihat mereka merenda air mata.
Mereka menangis tapi tak menjerit.
Apa lagi meronta.
Mereka mencium tubuhku.
Pasrah.
Yang ku tahu.
Aku mati.

Gelap.

*dedikasi untuk dua orang yang lebih dulu meninggalkan dunia fana ini:

bpk. Aduk suranto (30 Mei 2009)
Allan dwifa putra (03 Juni 2009).
Semoga Allah memberikan tempat terbaik bagi mereka.
Dan bagi kita yang masih bernyawa sadarilah bahwa sesungguhnya kematian itu amat dekat*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun