Mohon tunggu...
Arina Febriani
Arina Febriani Mohon Tunggu... -

kelahiran Palembang,25 Februari 1991. Masih berstatus mahasiswa semester 4 departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dari kecil bercita-cita menjadi dokter, peresenter, psikolog, penyiar, tapi memilih kuliah di jurusan manajemen, dan itulah takdir terbaik yang tuhan pilihkan untuk saya.Dari kecil saya hobi menulis mulai dari diary, atau di halaman belakang buku sekolah saya, bahkan mencoeret-coret dinding rumah saat umur 3 tahun. Tapi mengalami kemunduran dalam bebrapa waktu terakhir ini (sok sibuk. hehehe). Suka banget sama karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dan Pipiet Senja (ngarep bisa seperti mereka). Aktif dalam program pemulihan minat dan bakat saya dalam kepenulisan. Suka banget sama kata-kata: Karena perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Sedang berusaha untuk memperbaiki diri dan bisa bermanfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

31 Desember 2009

22 Desember 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bismillah.
Ku mulai menulis ini dg myebut nama Allah.
Aku, kau, kita. Sudah terlahir utk menjalani takdir.
Drama kehidupan kita bbeda. Dgn latar dn setting yg beraneka.
Siapa sangka tuhan mpertemukan kita?
Seribu langkah menyeret kta hingga sampai k titik yg sama.
Kau dgn pjuangan mu aku dgn jalan ku.
Terlalu byk pertanyaan dlm benak ku akan dirimu.
Trbiasa hidup dlm kediaman mu, mungkin it penyebab tembok tinggi kta.
Trlalu byk airmata yg menemani kta. Meski sakit kta brbeda. Sedikit banyak scra perlahan aku menemukan puzzle-puzzle.
Takdir. Tuhan percayakan kisah mu padaku. Mungkin bukan saat ini. Ku tunggu kelengkapan kisah langsung dr narasumber.
Bingung dlm ketidaktahuan. Aku yg tak peka. Atau kau yg tak terbuka. Aku diam bukan berarti tak berusaha memahami. Maaf selama ini hanya mengandalkan tp blm bs d andalkan. Maaf jk rangkaian kata-kata ku justru menjerumuskan mu kdlm lubang yg ingin kau sembunyikan. Maaf utk keegoisan ku. Tak ingin menyakiti hanya ingin menyayangi. Kepercayaan dn kejujuran smg itu yg kemudian hari selalu terpatri dlm hati kita. Mungkin bg mu tak ada guna aku memahami ini. Tp percayalah. Lagi-lagi ini takdir Tuhan. Maka, mari kita jalani ini.
Tak memberi janji apapun. Hanya ingin mengatakan..

Suatu saat dunia akan ku buat gempar dgn kisah mu. Bukan karena penderitaan mu. Hanya ingin membuktikan pada dunia bahwa Takdir kehidupan yg di tempuh dgn perjuangan mencetak generasi tangguh dn sukses.! Itu lah cerminan dirimu.
Suatu saat.
Kan ku buktikan itu pada mu.!
Semoga kau pahami ini.

*Allah.. Ijinkan masa ku hingga saat itu tiba.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun