Brebes- Mahasiswa KKN UNNES di Desa Cikuya, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui program-program kerja yang selaras dengan potensi yang sebelumnya telah dimiliki oleh desa. Adapun salah satu program kerja yang menjadi unggulan tim KKN adalah diversifikasi kain tenun kafan.
      Kain khas Cikuya ini ditenun menggunakan alat dan metode tradisional. Menurut Mbah Daslem (70 tahun), "Kain tenun kafan ini lebih bagus kualitasnya dari kain yang lainnya, tekstur yang lebih tebal dan adem digunakan". (Selasa, 20/08/2019).
      Sayangnya, para penenun kain kafan hanya segelintir orang saja dan berusia lanjut. "Selain itu, tidak adanya kalangan muda yang mau melanjutkan dan lebih memilih menjadi buruh". Tambah Mbah Daslem. Tidak adanya regenerasi menjadikan potensi desa ini terancam punah. Harga jual yang tidak sepadan membuat masyarakat enggan menekuni profesi tersebut. Selain itu, orientasi hasil penenun hanya sebatas kain kafan semata. Sedangkan, proses penenunan membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari untuk 1 lajur kain kafan sehingga produksi yang dihasilkan pun terbatas. "Hasil tenun langsung saya jual ke tengkulak dengan harga Rp 45.000/ lajur" ujar Mbah Daslem. Harga jual yang rendah menjadikan pekerjaan ini kurang diminati.
      Dengan demikian, mahasiswa KKN UNNES melakukan inovasi melalui diversifikasi kain tenun kafan. Upaya diversifikasi dapat meningkatkan nilai jual suatu produk. Terlebih, kegiatan tersebut dimaksudkan guna menjaga eksistensi kain tenun kafan itu sendiri. Ide mengubah kain tenun kafan menjadi tas Totte bag yang menarik berasal dari trend kalangan anak muda sekarang.
      Proses pembuatan tas totte bag sangat sederhana. Langkah awal yakni, kain tenun kafan dicuci terlebih dahulu agar noda yang kotor menghilang. Selanjutnya, kain melalui proses pengeringan. Setelah kering, kain di setrika supaya tidak kusut. Kemudian, bentuk pola segi empat atau sesuai dengan keinginan. Pola yang telah terbentuk dipotong lalu dijahit dengan benang. Untuk hasil yang lebih bagus, tambahkan gambar di depan tas seusai dengan kreativitas masing-masing. Walaupun sederhana, kain tenun kafan yang telah disulap menjadi totte bag mempunyai nilai jual yang lebih tinggi.
         Tahapan-tahapan yang diberikan oleh Tim KKN kepada masyarakat dalam upaya diversifikasi tidaklah sulit. Pertama, tim KKN UNNES memberikan gagasan/saran mengenai inovasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan kain tenun kafan. Hal tersebut bermaksud supaya masyarakat terkhusus para pengrajin mampu mempunyai gambaran dalam hal diversifikasi produk. Selanjutnya, mengenalkan langkah-langkah pembuatan totte bag kepada masyarakat. Terakhir, memberikan dorongan/motivasi dalam mengembangkan kreativitas terhadap potensi yang dimiliki. Peserta dalam seminar ini beragam dari berbagai kalangan, yakni Ibu-ibu PKK, wirausaha, remaja karang taruna desa, serta para perangkat Desa Cikuya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H