Indeks Prestasi Kumulatif atau yang sering disebut sebagai IPK adalah salah satu faktor penting untuk mengukur dan mengetahui suatu keberhasilan studi mahasiswa. Semakin tinggi nilai IPK yang diperoleh oleh seorang mahasiswa maka bisa dikatakan bahwa kualitasnya pun semakin baik. Akan tetapi, apakah IPK yang tinggi termasuk segalanya yang menentukan keberhasilan dan masa depan seorang mahasiswa?
Hari ini kita menyadari, bahwa nilai, IPK, prestasi dan lain sebagainya bukan lah suatu tolak ukur dalam kehidupan masa depan seorang mahasiswa. Kita pun menyadari bahwa berangkat ke kampus itu bukan hanya tentang sekedar belajar, lalu menghadapi ujian dengan tekad dan ambisi yang menggebu agar mendapatkan nilai yang maksimal sesuai dengan harapan. Ternyata bukan seperti itu dan tidak bisa di artikan seperti itu pula.
Memang benar apa yang sering kita dengar "silahkan ber ambisi asalkan jangan lupa diri, Lakukan yang terbaik untuk hari ini, dan lain sebagainya. Itu semua memang benar, tidak ada letak kesalahannya. Tapi sebagai mahasiswa kita perlu mengingat bahwa :
- Kuliah itu untuk mendapatkan ilmu, perihal nilai, salah atau benar ketika menjawab dan mengutarakan pendapat ketika berdiskusi itu bukan lah hal yang terlalu kita fikirkan. Kalau memang benar maka kita wajib untuk bersyukur, dan kalaupun salah itu bukan lah suatu kesalahan karena dari kesalahan tersebut kitab bisa mengetahui suatu ilmu baru untuk di perbaiki kedepannya. Sebagaimana pepatah arab:
- Artinya: Kewajiban kita adalah untuk berusaha, sedangkan mendapatkan hasil bukan lah kewajiban kita.
- Kuliah itu untuk mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin. Sebagaimana yang dikatakan Najwa Shihab : Bahwa kuliah itu bukan hanya tentang nilai dan IPK belaka tapi tentang orang-orang yang kita temui, pengalaman yang kita jalani, memori yang kita buat, skill yang kita latih, pemahaman yang kita dapatkan.
- Kuliah itu seperti membeli situasi, situasi yang mendorong kita belajar, mendorong kita berjejaring, berdiskusi, bergerak. Sia-sia bila situasi hanya menjadi dekorasi bukan penunjang tradisi untuk mengisi dengan aksi. Karena tanpa pengalaman seseorang akan berada di kelas teri, bermental kerupuk, perundung dan pemaki yang mudah di provokasi tanpa keluasan hati dan imajinasi.
- Belajar speak up! Ketika sudah menyandang nama "mahasiswa" speak up menjadi hal yang sangat penting. Ketika kita menyampaikan ide atau masukan maka kita harus belajar mengatakannya dengan lantang dan penuh percaya diri sampai orang-orang yang mendengarkan sulit melupakan kalua hal tersebut keluar dari mulut kita. Dengan menggunakan kata-kata yang aktif dan otoritatif yang menunjukkan keyakinan terhadap ucapan kita.
Intinya, kuliah itu untuk belajar, mencari pengalaman dan pengetahuan bukan untuk sekedar nilai atau IPK belaka. Karena banyak juga ditemukan orang dengan IPK tinggi tapi kebermanfaatannya dilingkungan tidak seberapa. Ataupun kebalikannya, yakni orang-orang yang biasa saja nilainya akan tetapi dikemudian hari dia menjadi sosok yang memiliki kebermanfaatan yang luas bagi sesama.
Karena sejatinya hidup bukanlah tentang apa yang kita punya akan tetapi apa yang kita punya dan kita berikan kepada sesama. Bukan nilai ataupun IPK yang seharusnya dikejar oleh mahasiswa akan tetapi ilmu dan pengalaman sebagai bekal hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H