Jari ini belum mengerti akan arti genggaman belaian tanganmu
Hanya mengerti akan hadir senyumanmu setiap lelahku
Begitu lama ku memahami arti dari senyumanmu
Detik demi detik, ku bertambahnya usia dan mendekati ajalku
Begitu sakit akan kerinduanku padamu
13 tahun waktu yang tak mungkin dapat dihitung dengan dentingnya waktu
Begitu pula ku tak merasakan kasih sayangmu lagi
Tak melihat senyumanmu
Tak bisa merasakan kehangatan pelukanmu disaat apa yang aku raih
Rindu akan canda tawamu
Rindu akan nasehatmu
Semua kerinduanku hanya aku rasakan dengan kepedihan dibalik senyumanku
Kadang, hati ini merasa iri terhadap apa yang orang lain dapat
Diri ini berfikir…
“apa Allah tidak sayang denganku?, apa Allah tidak adil denganku?”
Kapan ku kan merasakan senyuman mereka yang penuh dengan kenyataan
Padahal senyumanku penuh dengan kepalsuan
Sampai detik ini, ku tak pernah lupa dengan ciumanmu didahiku
Sampai kapanpun, sampai nafas ini berhenti
Ku kan slalu mendo’akanmu
Mungkin, ini salah satu bentuk kecintaan sang kuasa terhadap diri ini
Ayah…
Diri ini tak tega melihat kau yang kesepian
Sepi akan canda tawa kita bersama
Sepi akan kasih sayang
Sepi akan kelelahan yang tlah lama kita hadapi
Ayah…
Anakmu disiniYang tak bisa menemanimu disaat pedih tlah menerpamu
Tapi, do’aku untukmu takkan terlupakan sampai mata ini kan tertutup untuk slamanya
Ayah…
Ku merindukanmu
Rindu akan kasih sayangmu yang talah lama tak ku rasakan
Rindu akan senyumanmu
Semoga Allah slalu melindungi setiap langkahmu..
Amiiiin,,,
Anakmu yg slalu menyanyangimu
Arina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H