Mohon tunggu...
Arina Afifah
Arina Afifah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa statistika ITS http://aryuri.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Faktor yang Mempengaruhi Laju Kematian Bayi Kabupaten Probolinggo dengan Analisis Survival

22 Juni 2015   11:00 Diperbarui: 13 Juli 2015   10:29 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Millennium Development Goals atau MDGs merupakan program yang disusun bersama oleh beberapa negara di dunia untuk melihat performance suatu Negara berdasarkan beberapa indikator. Salah satu dari 8 indikator deklarasi yang dihasilkan adalah upaya menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Penurunan AKB mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satu wujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Data dari Kementerian Kesehatan RI 2012 menunjukkan bahwa di Indonesia AKB mencapai 160.681 bayi (32 bayi per 1000 kelahiran). Angka yang masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.

Kabupaten Probolinggo salah satu daerah penyumbang AKB tertinggi di Jawa Timur dengan persentase 64.19%. Pada tahun 2012 Dinas Kesehatan mencatat terdapat 15.675 kelahiran di Kabupaten Probolinggo. Jumlah AKB tahun 2011 mencapai 11.71 per 1000 kelahiran sedangkan tahun 2012 ini mencapai 12.25 per 1000 kelahiran. Padahal idealnya AKB dipatok hanya 10 bayi per 1000 kelahiran. Salah satu faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya AKB adalah kemampuan dan keterampilan penolong persalinan, sesuai dengan pesan pertama kunci Making Pregnancy Safer (MPS) yaitu setiap persalinan hendaknya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Faktor lainnya karena kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat yang tidak mengenali tanda bahaya dan terlambat membawa ibu, bayi dan balita sakit ke fasilitas kesehatan. Tingginya AKB di antaranya dipicu masih ada sebagian masyarakat yang bergantung dan percaya pada dukun untuk membantu proses persalinan. Di Kabupaten Probolinggo masih banyak dukun bayi, jumlahnya tercatat 716 orang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, lima mahasiswa dari Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan penelitian tentang penyebab tingginya AKB di Kabupaten Probolinggo. Penelitian dilakukan untuk melihat peluang waktu survival atau ketahanan hidup bayi berdasarkan faktor-faktor yang diduga menyebabkan tingginya AKB di Kabupaten Probolinggo. Metode yang digunakan adalah Metode Survival dengan Pendekatan Regresi Cox. Hasil analisis menjelaskan bahwa peluang survival dua tahun bayi hidup di Kabupaten Probolinggo masih cukup tinggi, antara 0.9 sampai 1. Penelitian juga menunjukkan bahwa faktor usia ibu melahirkan berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap AKB di Kabupaten Probolinggo. Tidak hanya itu, tenaga medis pembantu persaliananya itu bidan memiliki probabilitas yang tinggi dalam menyelamatkan bayi lahir.

Penelitian ini diharapkan menjadi alternative bagi pemerintah dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo untuk memperhatikan faktor usia ibu hamil dan faktor tenaga medis pembantu persalinan. Mengingat bahwa di Kabupaten Probolinggo masih banyak ditemukan ibu yang menikah di usia muda (

 

Surabaya, 20/06/2015

YusmanAlharis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun