Dua hari berlalu, Falah masih enggan bersekolah sepertinya masih ada sisa-sisa ketakutan yang membayanginya. Bu Melati, selaku guru pengganti Pak Wira, sepulang mengajar di hari pertamanya, langsung mengunjungi kediaman Risti dan Abi sembari ditemani Pak Uttar. Perempuan berusia 28 tahun itu, turut prihatin atas apa yang dialami Falah.
Ia bertekad akan membantu memulihkan mental Falah bagaimanapun caranya. Masa depan Falah masih panjang sangat disayangkan kalau ia sampai tak mau bersekolah lagi. Dirundung di usia sedini itu memang sangat menyakitkan dan akan terekam dalam memori bahkan sampai dewasa.
Alih-alih dipaksa, Bu Melati akan melakukan pendekatan terlebih dahulu. Ketika Falah sudah mengenal baik dan merasa nyaman dengan keberadaannya, mudah bagi Melati mengajak kembali bersekolah.
Hari berikutnya, Bu Melati kembali menemui Falah. Namun, kali ini ia ditemani teman-teman Falah yang sudah sangat kangen pada temannya itu. Pada awalnya Falah terkejut bahkan sempat menghindar. Tapi, berkat kepiawaian Bu Melati dalam mencairkan suasana dan keceriaan murid-muridnya, Falah pun lambat laun bisa sedikit lebih santai.
Sebelum pamit pulang, Bu Melati sengaja mengajak Risti dan Abi bicara. "Gini lho, Bu, Pak. Kan saya tidak bisa setiap hari mampir ke sini. Saya juga punya pekerjaan di tempat tinggal baru saya yang ada di ujung desa. Jadi niat saya ini mau memberi tawaran sama Bapak. Apa betul Pak Abi suka membuat perabotan dari kayu dan bisa memperbaiki rumah?"
"Oh iya, Bu, itu memang pekerjaan saya sehari-hari."
"Nah, kalau begitu saya butuh jasa Bapak. Saya ingin dibuatkan rak untuk buku-buku yang dibawa dari kota. Saya mau buat taman baca bagi anak-anak desa. Kebetulan juga kontrakan saya butuh sedikit perbaikan. Bapak bekerja setelah saya pulang mengajar saja dan saya minta tolong, tiap bapak berkerja bawalah Falah."
Saat itu juga permintaan Bu Melati langsung disepakati.
***
Hari pertama bekerja di kontrakan Bu Melati, Abi dan Falah sudah mendapati teras depan rumah itu ramai oleh anak-anak yang mengerubungi banyak buku. Pada awalnya, Falah enggan bergabung meskipun sudah diajak berkali-kali oleh Bu Melati dan anak-anak lain.
"Ayo, Nak, ke sini," ajak Melati lembut sambil menghampiri anak itu.