Mohon tunggu...
Arin
Arin Mohon Tunggu... Lainnya - amateur

🍉

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mirip Kucing, Inilah Fossa Spesies Unik dari Madagaskar

7 Maret 2024   12:05 Diperbarui: 25 Maret 2024   22:57 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seekor fossa yang sedang berdiri di dahan pohon (https://vocal.media)

Madagaskar berada di Samudera Hindia letaknya ratusan kilometer dari sebelah timur pantai Mozambik, yang di mana terpisah jauh dari benua Afrika. Madagaskar masuk dalam daftar pulau terbesar di dunia menepati urutan keempat setelah Greenland, Papua New Guinea dan Kalimantan. Negara ini selain dikenal dengan landmark boabab avenue, juga terkenal karena banyak satwa liar unik yang hanya dapat ditemukan di sana. Selain lemur yang ikonik, masih ada spesies endemik yang tak kalah menarik salah satunya adalah fossa. Dengan tampilan fisik mirip kucing, apakah itu mengindikasikan bahwa mereka bagian dari keluarga Felidae? Jangan sampai keliru, ya. Seperti sebuah pepatah "penampilan bisa menipu" hal itu pun nampaknya berlaku pada spesies satu ini.

Ilustrasi seekor fossa (www.stancsmith.com)
Ilustrasi seekor fossa (www.stancsmith.com)

Fossa memiliki perpaduan fisik yang unik, hidung tumpul mirip anjing, gigi dan cakarnya yang tajam sangat mirip kucing, juga warna mantel cokelatnya yang dapat mengingatkan kita pada seekor singa gunung atau cougar. Namun, sebenarnya sejenis apa fossa ini? Hilangkan asumsi kucing sebagai trahnya, karena fossa berasal dari famili Eupleridae yang merupakan sekelompok karnivora yang hanya ditemukan di Madagaskar. Mereka berkerabat dengan luwak tetapi tubuh fossa lebih besar dan adaptasinya malah mirip kucing. Oleh karenanya wajah fossa memiliki sedikit kemiripan dengan kerabatnya itu. Tampilan fossa seperti perpaduan antara cougar dan luwak.

Fossa (Cryptoprocta Ferox) hewan dari kelas mamalia, mereka karnivora terbesar juga predator puncak di Madagaskar yang berhabitat di seluruh kawasan hutan dari daratan pegunungan hingga pesisir, sebagian dari mereka hidup di cagar alam. Fossa memiliki penciuman, pendengaran dan penglihatan yang tajam. Juga berkemampuan luar biasa dalam hal kecepatan, kekuatan dan sembunyi-sembunyi. Mereka hewan teritorial, baik jantan maupun betina akan menandai wilayah kekuasaannya dengan kelenjar aroma. Zona di bawah perlindungan dan pengawasan mereka mencapai seluas 2 mil persegi.

Predator unik ini memangsa banyak jenis hewan di antaranya mamalia kecil, reptil, burung, amfibi, bahkan lemur, yang menjadikannya satu-satunya spesies Madagaskar yang berhasil membunuh lemur. Mereka aktif malam dan siang hari, banyak menghabiskan waktu di pepohonan dan tanah. Fossa ahli dalam memanjat, pepohonan akan dilewatinya ketika sedang memburu lemur. Ekornya yang panjang sangat berguna untuk bermanuver di dahan pohon.

Ilustrasi dua ekor fossa muda sedang bermain di dahan pohon (www.stancsmith.com)
Ilustrasi dua ekor fossa muda sedang bermain di dahan pohon (www.stancsmith.com)

Fossa jarang ditemukan dan sulit ditangkap, mereka hewan soliter atau menyendiri terkecuali saat musim kawin. Berkembangbiak setahun sekali, jumlah keturunannya berkisar 2-4 anak dengan rata-rata 3 anak. Masa kehamilan rata-rata 90 hari, lalu disapih di usia sekitar 4,5 bulan, tetapi dalam rentang usia tersebut akan tetap dalam perlindungan induknya sampai mereka mandiri pada usia 15-20 bulan. Rata-rata usia kematangan seksual bagi betina yaitu 1496 hari. Bobotnya berkisar 7-12 kilogram dimana jantan lebih berat dari betina. panjang tubuh antara 610-800 milimeter, serta ekornya berukuran hampir sama panjang dengan tubuhnya yang kokoh.

Di alam liar masa hidup fossa rata-rata 15 tahun dan untuk di penangkaran menurut Animal Diversity Web yang diambil dari satu spesimen, fossa dapat hidup hingga 20 tahun. Fossa tidak memiliki predator alami akan tetapi manusialah yang menjadi ancaman terbesar keberlangsungan hidup mereka. Perburuan, kerusakan dan hilangnya habitat menyebabkan jumlah populasi mereka semakin menurun. Dalam daftar merah IUCN pada tahun 2000 fossa sempat berstatus terancam punah dan berdasarkan data terbaru hasil penilaian tahun 2015 yang diterbitkan setahun kemudian, fossa diklasifikasikan sebagai spesies vulnerable (rentan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun