Mohon tunggu...
Ari Muslim Nur P
Ari Muslim Nur P Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Shift

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyusun Cerita Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star

27 November 2022   14:55 Diperbarui: 11 Desember 2022   19:59 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi

SMK Negeri 69 Jakarta

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan yang ingin dicapai

AKSI 1

Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik melalui model pembelajaran Problem Based Learning dalam materi teori dan saluran penyebaran Islam di Nusantara dengan bantuan aplikasi power point, google form, wordwall dan quizizz.com

AKSI 2

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis tingkat tinggi (HOTS) peserta didik dalam menganalisis kehidupan ekonomi, pemerintahan dan budaya kesultanan Islam di Nusantara melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan aplikasi power point, google form, wordwall dan quizizz.com

AKSI 3

Meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik dalam menganalisis pengaruh agama dan kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia di masa kini melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan aplikasi power point, google form, wordwall dan quizizz.com

AKSI 4

Meningkatkan kemampuan kreativitas peserta didik dalam menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris ke Indonesia melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan aplikasi power point, google form, wordwall dan quizizz.com

Penulis

Ari Muslim Nur Priningrat, S.Pd

Tanggal

AKSI 1: 13 Oktober 2022

AKSI 2: 28 Oktober 2022

AKSI 3: 11 November 2022

AKSI 4: 22 November 2022

Situasi:

Kondisi yang

menjadi latar

belakang

masalah,

mengapa praktik

ini penting untuk

dibagikan, apa

yang menjadi

peran dan

tanggung jawab

anda dalam

praktik ini.

SMK Negeri 69 Jakarta merupakan sekolah yang baru berdiri pada tahun 2019. Penulis mulai mengajar di SMK Negeri 69 Jakarta sejak tahun 2019. Pada saat ini jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang ada sebanyak 38 orang yang terdiri dari 5 guru ASN, 24 guru honor, 1 Tata Usaha PNS, 8 TU dengan jumlah 674 peserta didik. SMK Negeri 69 Jakarta terletak di Jl. Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat No.32, RT.7/RW.7, Jatinegara, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur.

Dokumentasi kegiatan upacara sumpah pemuda

Sumber: Milik pribadi penulis

Hal-hal yang menjadi latar belakang masalah pada AKSI 1, AKSI 2, AKSI 3 dan AKSI 4 adalah sebagai berikut :

Faktor guru

  • Minimnya pengetahuan guru dalam menguasai dan menggunakan teknologi dalam pembelajaran di kelas
  • Guru masih cenderung menggunakan metode konvensional dalam mengajar
  • Stimulus yang diberikan masih terbatas pada hafalan/ ingatan
  • Terbatasnya pemahaman guru tentang pembelajaran inovatif dan HOTS

Faktor Siswa

  • Siswa kurang bersemangat dalam belajar, misalnya terlihat lesu dan murung saat belajar
  • Siswa kurang berpartisipasi aktif memberikan respons dalam kegiatan pembelajaran
  • Siswa kurang percaya diri dalam menyampaikan pendapat
  • Literasi membaca dan menulis peserta didik yang masih rendah
  • Siswa masih belum mampu berpikir kritis, pertanyaan siswa masih terbatas kepada Apa, siapa dan jelaskan (C1, C2 dalam tingkat taksonomi Bloom)
  • UH siswa masih belum bisa menyentuh nilai KKM walaupun soal tersebut diambil dari soal latihan yang sudah sering dibahas

Faktor fasilitas sarana dan prasarana

  • Keterbatasan sarana dan prasarana untuk mengaplikasikan pembelajaran inovatif, seperti infocus, internet, komputer, dll.
  • Learning loss akibat pembelajaran daring efek pandemi covid 19, mengakibatkan guru harus melek teknologi dalam waktu yang relatif singkat

Faktor lingkungan

  • Orang tua siswa terlalu fokus bekerja mencari nafkah sehingga peran orang tua dalam membimbing anak-anaknya di rumah sangat minim
  • Kurangnya komunikasi dan kerjasama guru dengan orang tua siswa

Praktik ini penting untuk dibagikan dengan beberapa alasan, antara lain:

  • Berbagi pengalaman kepada guru-guru tentang cara mengatasi berbagai permasalahan yang sering dijumpai dan ditemukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti bagaimana menumbuhkan semangat peserta didik dalam belajar, bagaimana membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran, bagaimana menumbuhkan berpikir kritis pada peserta didik, bagaimana menggunakan media yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa, dan bagaimana guru memanfaatkan waktu yang tersedia untuk meningkatkan kualitas belajar dari siswa itu sendiri. Selain itu, bagaimana guru menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga mencapai tujuan students-centered (terpusat pada siswa).
  • Memotivasi guru untuk bisa memberikan pelayanan pembelajaran terbaik bagi peserta didik dalam rangka mempersiapkan generasi emas dimasa yang akan datang. Kurikulum sekarang mewajibkan sistem pendidikan yang berpusat pada peserta didik, guru pun dituntut untuk bisa mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki peserta didik agar sesuai dengan tujuan kurikulum 2013, yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
  • Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi sangat berdampak besar terhadap perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik di sekolah. Hal ini dikarenakan penggunaan gawai, komputer dan fasilitas internet yang tidak bisa dipisahkan dalam lingkungan keseharian siswa. Merujuk pada hal inilah, guru dituntut kreatif dan inovatif dalam menghasilkan media atau model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi sehingga siswa bisa mengasah dan mengembangkan kemampuan berpikirnya menjadi tingkatan yang lebih tinggi.

Sebagai seorang guru, saya memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk terus berusaha menciptakan lingkungan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

  • Tantangan pada PPL AKSI 1

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara kepada rekan sejawat, kepala sekolah dan pakar, maka ada beberapa tantangan yang saya alami pada PPL AKSI 1 yaitu:

Fase I (Orientasi peserta didik pada masalah)

  • Pada tahap ini peserta didik sangat antusias dan aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang saya berikan terkait berbagai teori dan saluran penyebaran Islam di Nusantara. Namun, masih ada peserta didik yang belum dapat menghubungkan  video/ gambar yang ditampilkan dengan materi dan kehidupan masa kini.

orientasi-masalah-aksi-1-6383145f08a8b532c94d3812.png
orientasi-masalah-aksi-1-6383145f08a8b532c94d3812.png
Fase III (Membimbing penyelidikan kelompok)
  • Pada tahap ini peserta didik sudah mampu berkolaborasi dengan baik dalam diskusi kelompok. Namun, terkait mencari dan mendapatkan data/sumber referensi masih terbatas kepada internet.

membimbing-kelompok-aksi-1-6383150608a8b529132e5a03.png
membimbing-kelompok-aksi-1-6383150608a8b529132e5a03.png
Fase V (Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
  • Pada tahap ini peserta didik sudah mampu menampilkan hasil diskusi dengan baik melalui media pembelajaran, seperti power point, poster, infografis, makalah, dan video vlog. Namun masih ada peserta didik yang melakukan presentasi dengan text book tanpa mencoba mengkomunikasikan dengan bahasanya sendiri.
  • Selain itu, pertanyaan yang diajukan beberapa kelompok masih terbatas apa, siapa dan jelaskan. Belum mampu bertanya secara kritis.

Selain itu, tantangan yang saya hadapi dalam PPL AKSI 1 yaitu kamera video rekaman yang mengalami corrupt (tidak menyimpan video rekaman dan hilang) sehingga harus melakukan take video ulang.

  • Tantangan pada PPL AKSI 2

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara kepada rekan sejawat, kepala sekolah dan pakar, maka ada beberapa tantangan yang saya alami pada PPL AKSI 2 yaitu:

Fase I (Orientasi peserta didik pada masalah)

  • Pada tahap ini peserta didik sangat antusias dan aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang saya berikan terkait Kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara. Namun, masih ada peserta didik yang belum dapat mengaitkan video/ gambar yang ditampilkan dengan materi

Fase III (Membimbing penyelidikan kelompok)

  • Pada tahap ini peserta didik sudah mampu berdiskusi dan berkolaborasi dengan baik dalam kelompok. Peserta didik juga sudah mampu membagi peran dan tugas dalam pencarian sumber informasi untuk menjawab soal/ permasalahan di lembar kerja peserta didik (LKPD). Namun, terkait mencari dan mendapatkan data/sumber referensi masih terbatas kepada internet.

2022-11-24-6-638315f99557ec43922abce2.png
2022-11-24-6-638315f99557ec43922abce2.png
Fase V (Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
  • Pada tahap ini peserta didik sudah mampu menampilkan hasil diskusi dengan baik melalui media pembelajaran, seperti power point, poster, infografis, makalah, dan video vlog. Peserta didik sudah mampu melakukan presentasi dengan mencoba mengkomunikasikan melalui bahasanya sendiri walaupun masih sangat terbatas.
  • Selain itu, sudah ada beberapa kelompok yang sudah mampu bertanya secara kritis, seperti Mengapa Kesultanan Samudera Pasai dapat terbentuk padahal masih ada Kerajaan Sriwijaya? Bagaimana hubungan kemunduran Majapih dengan berdirinya Kesultanan Demak?
  • Tantangan pada PPL AKSI 3

Setelah melakukan identifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara kepada rekan sejawat, kepala sekolah dan pakar, maka ada beberapa tantangan yang saya alami pada PPL AKSI 3 yaitu:

Fase I (Orientasi peserta didik pada masalah)

  • Pada tahap ini peserta didik sangat antusias dan aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang saya berikan terkait pengaruh agama dan kebudayaan Islam terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Peserta didik sudah mampu menghubungkan dan mengaitkan video/ gambar yang ditampilkan dengan materi dan kehidupan masa kini. Namun, masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk memberikan contoh lain.

dok. pribadi
dok. pribadi

Orientasi peserta didik pada masalah

Fase III (Membimbing penyelidikan kelompok)

  • Pada tahap ini peserta didik sudah mampu berdiskusi dan berkolaborasi dengan baik dalam kelompok. Peserta didik juga sudah mampu membagi peran dan tugas dalam pencarian sumber informasi untuk menjawab soal/ permasalahan di lembar kerja peserta didik (LKPD). Peserta didik juga sudah mulai mencari dan mendapatkan data/sumber referensi masih selain dari internet. Namun masih terbatas kepada sumber buku yang dibawakan oleh guru.

2022-11-24-10-638316a09557ec553f6d5d62.png
2022-11-24-10-638316a09557ec553f6d5d62.png
Fase V (Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah)
  • Pada tahap ini peserta didik sudah mampu menampilkan hasil diskusi dengan baik melalui media pembelajaran, seperti power point, poster, infografis, makalah, dan video vlog. Peserta didik sudah mampu melakukan presentasi dengan mencoba mengkomunikasikan melalui bahasanya sendiri walaupun masih sangat terbatas.
  • Selain itu, sudah ada beberapa kelompok yang sudah mampu bertanya secara kritis, seperti Mengapa dalam Islam tidak mengenal kasta? Bagaimana pengaruh Islam di bidang budaya pada masa kini?
  • Selain tantangan yang telah disebutkan diatas, terdapat kendala lain yaitu dengan adanya kegiatan disekolah (kelas industri) yang waktunya bersamaan dengan kegiatan PPL AKSI 3.

Setelah mengidentifikasi tantangan-tantangan selama melakukan praktik pembelajaran Aksi 1, 2, 3, dan 4, saya merasa kompetensi pedagogik dan profesional saya sebagai seorang guru harus lebih terarah dan perlu ditingkatkan lagi. Saya juga merasa perlu untuk mengembangkan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menarik minat dan memotivasi peserta didik untuk belajar.

Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Setelah menguraikan tantangan-tantangan yang saya alami di atas, maka langkah-langkah yang saya lakukan baik di PPL AKSI 1, AKSI 2, AKSI 3 dan AKSI 4 adalah sebagai berikut:

  • Pada Fase I orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang belum dapat menghubungkan  video/ gambar yang ditampilkan dengan materi dan kehidupan masa kini. Sebaiknya saya mencoba mengulang pertanyaan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami atau menggunakan analogi jika diperlukan dan memberikan contoh lain sehingga peserta didik mudah untuk merespon atau menjawab pertanyaan guru. Selain itu, dengan memberikan gambar terkait materi yang akan dipelajari menurut saya juga merupakan solusi untuk pemecahan masalah ini.

dok. pribadi
dok. pribadi
  • Fase III membimbing penyelidikan kelompok, peserta didik mencari dan mendapatkan data/sumber referensi masih terbatas kepada internet. Sebaiknya saya membimbing peserta didik untuk mendorong untuk mencari dan mendapatkan data yang bisa diperoleh melalui perpustakaan, internet, ebook atau sumber belajar lain yang mendukung. Selain itu, saya memberikan rekomendasi dan membawakan buku referensi untuk peserta didik.

dok. pribadi
dok. pribadi
  • Fase V menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, peserta didik melakukan presentasi dengan text book tanpa mencoba mengkomunikasikan dengan bahasanya sendiri. Selain itu, pertanyaan yang diajukan beberapa kelompok masih terbatas apa, siapa dan jelaskan. Belum mampu bertanya secara kritis.
  • Sebaiknya saya mendorong peserta didik untuk membuat point-point untuk presentasi dengan menggunakan bahasa sendiri dan memberikan contoh pertanyaan berpikir kritis.

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkahlangkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasila n dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

  • Dampak melaksanakan praktik pembelajaran dengan menggunakan media yang terintegrasi dengan teknologi melalui tampilan gambar atau media visual sangat menarik perhatian peserta didik. Peserta didik lebih fokus kepada tampilan powerpoint yang disajikan dan tidak jemu selama pembelajaran berlangsung. Hal ini juga berimbas kepada hasil belajar peserta didik yang mencapai KKM.
  • Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dalam pembelajaran Sejarah merangsang sikap dan rasa ingin tahu siswa serta nalar mereka untuk berpikir kritis dibandingkan dengan metode konvensional (ceramah) yang biasa dipakai. Hal ini bisa dilihat dari hasil observasi guru terhadap keaktifan peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

Selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan media gambar berbantuan aplikasi ppt tersebut, rekan sejawat, dosen pengampu dan guru pamong juga memberikan respon yang positif diantaranya adalah:

  • Peserta didik merasa senang dan bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas karena mereka dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.
  • Rekan sejawat juga memberikan respon bahwa secara keseluruhan, seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan cukup baik dan sesuai dengan sintaks PBL.
  • Dosen dan guru pamong juga memberikan respon yang positif terkait keadaan peserta didik yang kooperatif dan bisa berkolaborasi dengan guru secara baik.

Faktor keberhasilan kegiatan pembelajaran ini sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam menguasai model pembelajaran, media pembelajaran, dan langkah-langkah rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

Pelajaran yang dapat diambil dari praktik pembelajaran yang sudah saya terapkan ini adalah bahwa sebagai seorang guru tentunya harus terus berupaya dan meningkatkan kemampuan diri dalam menciptakan suasana dan lingkungan pembelajaran yang menarik, kreatif, dan inovatif bagi peserta didik sehingga capaian pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Berikut ini saya sertakan link video praktek pembelajaran saya:

Video PPL AKSI 1

Video PPL AKSI 2

Video PPL AKSI 3

Rencana Tindak Lanjut

Beberapa Rencana Tindak Lanjut dari PPL Aksi 1, 2, 3, dan 4 yang akan saya lakukan adalah :

  • Melakukan tes diagnostik kepada peserta didik
  • Pemilihan strategi belajar oleh guru harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik serta memanfaatkan segala sumber daya baik sarana ataupun prasarana yang tersedia. Hal tersebut dinilai tepat dan efekti. Selain itu, juga disesuaikan dengan materi pelajaran.
  • Pemilihan media belajar, seperti dengan media audio visual, guru bisa membuat materi ajar dengan bantuan aplikasi power point, canva, google form, wordwall, quizizz yang nantinya akan memotivasi semangat siswa dalam belajar dan menciptakan suasana yang menyenangkan.
  • Menggunakan model pembelajaran belajar inovatif yang bervariasi juga berdampak besar bagi perkembangan pengetahuan dan keterampilan siswa karena pemahaman mereka terhadap materi yang disampaikan tidak selalu sesuai dengan satu model pembelajaran saja. Seperti dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning, problem based learning, project based learning.
  • Memberikan motivasi kepada siswa bahwa yang kamu lakukan hari ini menentukan kamu di masa depan.
  • Membuat berbagai macam stimulus yang menarik untuk pembelajaran dan penilaian HOTS seperti kasus terkini, teks bacaan, gambar tokoh, tabel, peta, cerita film

Lesson Learned (Pembelajaran Penting) yang diperoleh

Adapun Pembelajaran penting (lesson learned) yang saya dapatkan dalam PPL Aksi 1, 2, 3, dan 4 yang sudah dilakukan adalah :

  • Dari kegiatan ini, saya lebih mengetahui dan memahami serta bisa merancang sendiri pembelajaran yang kreatif dan inovatif berdasarkan karakteristik siswa saya di dalam kelas. Selain itu, saya mendapatkan ilmu dalam membuat media yang menarik berbasis TPACK dan tidak menjemukan bagi siswa saya.
  • Dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi saya yang diajarkan dan disertai dengan ice breaking, pembelajaran terasa lebih menyenangkan serta dapat mengatasi masalah minat dan motivasi siswa saya yang sebelumnya rendah.
  • Dengan tuntutan guru di era milenial sekarang ini, mengharuskan guru untuk lebih mengasah kemampuan dalam mengembangkan bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa yang tujuan nya nanti pembelajaran yang beriontasi pada siswa (students centered) sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs) siswa pun akan lebih berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun