Mohon tunggu...
Ari Monnik
Ari Monnik Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa hubungan internasional universitas Jember

Seorang mahasiswa Aktif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melalui Program ATS, Mahasiswa KKN Temui 16 Anak Putus Sekolah

18 Agustus 2023   14:41 Diperbarui: 18 Agustus 2023   14:50 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SUKOWONO, kkn214_dawuhanmangli -- Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Dawuhanmangli Sukowono Jember melalui program Anak Tidak Sekolah (ATS) lakukan pendataan anak dibawah 18 tahun. Kelompok tersebut temui 16 anak putus sekolah yang disinyalir menurunnya angka pendapatan keluarga sehingga enggan melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi.

Koordinator program ATS, Taurisma Fajar Jamil mengatakan kegiatan yang berlangsung selama 2 hari sejak Rabu 9 Agustus ini dilakukan melalui pelatihan uji coba penggunaan aplikasi pengolah data. Program yang berlangsung di Kecamatan Sukowono ini diberikan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember melalui Kecamatan. Selain itu, kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh perwakilan setiap kelompok disetiap desa yang ada di Kecamatan Sukowono.

"Jadi kita sebagai pensurvey diberi penggunaan atau pelatihan cara menginput data tersmasuk membuat username menggunakan aplikasi hingga semua selesai kemudian kita terjun ke setiap dusunnya mencari data anak putus sekolah" Ujar Pria yang dengan Sapaan Jamil, Rabu (9/8)

Saat melakukan wawancara lanjut Jamil, dia juga melakukan pengambilan data menggunakan Kartu Keluarga (KK). Saat dilapangan tidak sedikit warga yang panik melihat kelompok KKN yang datang secara tiba-tiba. Sebab, warga tersebut mengaku belum mengenal dan terlihat seperti petugas Kesehatan. "warga kayak dapat musibah kemudian bertanya tanya kok ditanyain tidak sekolah, ada juga yang takut dikira grebek. Ada juga yang mengira kita petugas covid soalnya pakai rompi putih-putih, ada yang berharap bantuan. Tapi ada juga yang menerima kedatangan dan mau diberikan masukan." Lanjut Jamil

Sebagai Mahasiswa, Jamil yang juga berangkat dari Desa berharap, warga bisa lebih semangat dalam dunia Pendidikan. Sebab di era yang serba cepat sangat dibutuhkan ijazahnya. Selain itu, mereka bisa selesai pada usia 18 tahun dalam pendidikannya. Selain itu, aktif lagi mencari informasi lembaga seperti sekolah kejar paket untuk bisa menempuh ke jenjang selanjutnya. "harapan untuk orang tua lebih aktif lagi mencarikan informasi sekolah swasta yang menyediakan beasiswa. Meskipun tidak mampu anak itu bisa terbantu adanya beasiswa itu." Pungkasnya hingga warga bisa antusias melihat pentingnya pendidikan. Selain itu, dirinya menyebut banyak lembaga seperti PKBM yang bisa ditempuh untuk melanjutkan Pendidikannya.

Berawal dari program Universe melalui setiap daerah kabupaten Jember dengan memberikan pelatihan. Sebab, masih meningkatnya angka putus sekolah di

Berawal dari pelatihan yang diberikan kecamatan Sukowono ini, terdapat aplikasi sebagai transformasi data saat mahasiswa lalukan pendataan turun tidak sedikit orang tua dan anak enggan menyebut

Selain itu, beberapa warga juga tidak sedang

Kemudian hasil survey yang dilakukan, Dusun petugas Krajan sebagai mendapati angka ATS tertinggi di Desa Dawuhanmangli permasalahan diakibatkan dari perekonomian setiap

Namun lanjut Jamil beberapa kendala dia alami selama proses pemuatan data salah satunya warga yang didatanginya mengaku ketakutan saat dilakukan wawancara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun