SUKOWONO, kkn412_dawuhanmangli -- Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif Posko 412 Desa Dawuhanmangli berinovasi menciptakan olahan pudding berbahan dasar daun kelor. Melalui Desa, Kelompok ini menggandeng sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kelurahan dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang berlokasi di setiap Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW) atau Dusun. Kelompok tersebut berikan edukasi pentingnya menjaga gizi pada anak.Â
Daun  kelor di tengah masyarakat kerap dilakukan edukasi secara utuh dan berkesinambung, pencegahan stunting melalui pemanfaatan fungsi kandungan daun kelor ini merupakan bentuk aksi intervensi sensitif dari sektor hulu. Oleh sebab itu, Kegiatan yang bertajuk edukasi "inovasi makanan berbahan dasar daun kelor sebagai penambah nilai gizi pada anak" ini dipaparkan melalui materi dan proses pembuatannya. Terlihat tawa bahagia peserta menghiasi proses pelaksanaan kegiatan yang berlangsung selama 1 hari.Â
Koordinator Program  Pemberdayaan Masyarakat, Ari Monnik mengatakan proses terbentuknya kegiatan tersebut bermula saat observasi bersama teman KKN Kolaboratif yang dinilai angka stunting di kota Jember masih tinggi. Kemudian dilanjutkan melalui observasi tentang khasiat dari daun kelor dan bagaimana pengemasannya. "Kita  eksperimen bagaimana daun kelor selain manfaatnya yang sangat bergizi juga, ini bisa jadi sajian yang menarik bagi anak anak karena itu target utamanya." Ujarnya saat diwawancarai di halaman kantor Desa Dawuhanmngli, Kamis (4/8)
Pada masa ini, lanjut Ari Monnik, cenderung akan sulit mencapai tinggi badan yang optimal pada periode selanjutnya. Sebab, mencegah terjadinya stunting pada anak, ibu perlu mengonsumsi asupan gizi yang layak, dan memiliki pengetahuan gizi yang baik. Â Oleh karena itu, perbaikan stunting dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan sehingga dapat memperbaiki perilaku pemberian makan pada anak.Â
"Harus ada perubahan dalam perilaku makan. Yakni makan bukan hanya memenuhi standar kenyang  tapi juga kecukupan nutrisi. Kelor hanya sebagai tambahan nutrisi makanan. Minimal konsumsi satu mangkuk per hari bisa mencukupi kebutuhan gizi, asalkan dimasak dengan benar, tidak di atas api, hanya dimasukan dalam air mendidih, tanpa pemanasan api agar nutrisi tidak hilang,"Lanjutnya
Disamping itu, Wanita yang akrab dengan sapaan Monnik ini menambahkan dari beberapa wilayah di Dawuhanmangli, melalui observasinya di setiap Posyandu Desa Dawuhanmangli, tercatat sekitar 16 anak yang dinilai mendapati stunting di desa tersebut. Oleh karena itu, program tersebut diberikan untuk membuka pengetahuan baru kepada masyarakat desa pentingnya memberikan makanan yang bergizi kepada anak sejak dini.Â
"Alhamdulilah dalam pelaksanaanya semangat sekali, tidak cuma panitia penyelenggara tetapi juga ibu-ibu PKK, Ibu-ibu dari anak yang mendapati stunting sangat bersemangat. Harapannya, semoga langkah kecil yang kita berikan ini bisa bermanfaat bagi warga desa Dawuhanmangli" Pungkasnya (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H