Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Jangan Pernah Putus Berdoa untuk Anak

13 Maret 2011   13:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:49 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Waktu bayi, ia begitu lucu, imut-imut, ditimang-timang, disayang-sayang. Setelah besar, lho kok, amit-amit menyebalkan. Ups, bila pernah terlintas pikiran seenaknya dan tidak adil macam ini ketika berada dalam situasi kepanikan menghadapi sikap negatif anak, orang tua harus segera meralatnya. Dalam hati saja meralatnya, meminta maaf kepada Tuhan, supaya hati bersih kembali.

Anak tak pernah meminta dilahirkan. Anak tidak berutang apa-apa kepada orang tua. Tak peduli misalnya telah 17 tahun pertama, orang tua menangis darah, jatuh-bangun, jungkir-balik, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, berjuang untuk anak. Anak adalah tanggung jawab orang tua. Orang tua bukan tanggung jawab anak. Apabila orang tua mengikuti aturan pengasuhan yang baik, melakukan yang terbaik untuk anak dengan cara dan bahasa cinta yang dipahami anak, dengan tanpa memojokkan anak dalam perasaan bersalah, secara otomatis anak juga akan memperhatikan orang tua, karena anak mencintai orang tua, bukan karena intimidasi kewajiban atau desakan keharusan atau semata-mata keterpaksaan.

Anak berproses dalam tumbuh kembangnya, setiap anak memiliki kekhasan masing-masing, setiap tahun anak-anak memberikan kejutan dan tantangan yang berbeda-beda. Orang tua yang memahami karakter anak-anaknya, tidak akan mengalami kesulitan dalam menanganinya.

Kita tak pernah tahu apa yang terjadi besok, kita tak pernah tahu apa yang terjadi pada anak kita besok, itulah sebabnya kita selalu membutuhkan Tuhan. Apabila kita sudah tahu apa yang terjadi besok, sudah tahu apa yang terjadi pada anak kita besok, tentu kita tidak butuh Tuhan. Karena ketidaktahuan itulah, orang tua yang baik atau sedang berusaha menjadi baik, akan terus berdoa untuk anaknya, memohon kepada Tuhan supaya menyelamatkan anaknya, memohon kepada Tuhan supaya hati anaknya mudah menerima pengertian yang baik, memohon kepada Tuhan supaya anaknya cenderung pada hal-hal yang baik, memohon kepada Tuhan supaya anaknya dipertemukan dalam pergaulan-pergaulan yang baik, walaupun hati sedang panas oleh sebab ulah anak.

Penting untuk menetapkan standar selalu melibatkan Tuhan dalam setiap upaya. Termasuk upaya dalam mendidik anak. Selalu sertakan dalam hati, meminta pertolongan Tuhan, supaya apa yang keluar dari mulut ini mudah dimengerti anak, mudah didengarkan anak. Meminta dikuatkan ketika harus menghadapi situasi menegangkan dalam berhubungan dengan anak.

Bila orang tua memperlakukan anaknya dengan penuh hormat sebagai pribadi yang otentik, sungguh tulus mencintainya, menerima anak apa adanya, meminta kerja sama dengan bahasa yang santun, Tuhan juga akan kasihan, tidak akan berlama-lama memberikan cobaan. Cahaya Tuhan akan menyinari kalbu anak, dan anak yang tadinya menjauh akan kembali mendekat, kembali menyenangkan dan penuh cinta seperti ketika masih balita. Kedekatan emosional kembali terjalin.

Orang tua bisa bersikap ramah dan penuh hormat kepada orang-orang dewasa, anak-anak melihat itu dan ingin diperlakukan seperti itu. Kalau anak adalah orang yang paling dicintai disamping pasangan, tentu orang tua akan bersikap ramah dan penuh hormat kepada anak.

Anak memiliki perasaan yang sangat halus, bisa mencium ketulusan atau kepura-puraan. Anak bisa merasakan apakah dirinya berharga, atau sekadar dijadikan pelengkap rumah tangga supaya dianggap sebagai manusia normal, keluarga normal. Anak bisa meraba, apakah dirinya disentuh dengan hati terdalam atau sekadar diurusi dengan sambil lalu sembari terburu-buru.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun