Sebaliknya, bagi orang negatif, apapun adalah masalah.
Bagaimana tidak. Orang positif, ketika dihadapkan pada apapun juga, selalu berusaha melihat maksud baik di baliknya. Sementara orang negatif, ketika dihadapkan pada apapun juga, lebih suka menduga maksud buruk di baliknya.
Bila demikian, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa orang positif lebih mudah bahagia dibanding orang negatif.
Orang positif bukan berarti tidak kritis atau mudah dibodohi. Orang positif itu kritis dan tidak mudah dibodohi. Ia memutuskan untuk tidak menghabiskan energi dalam perkara-perkara sepele. Ia menggunakan energinya untuk hal-hal produktif dan menggerakkan produktivitas.
Ia menggunakan waktunya untuk menekuni bidang yang memang menjadi urusannya, sesuai kapasitasnya, sesuai kompetensinya.
Ia menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa dirinya sendiri yang penuh kekurangan, sehingga tak berani mencela kekurangan orang lain yang bukan urusannya.
Ia lebih tertarik melihat kelebihan (kebaikan) orang lain daripada melihat kekurangan (keburukan) orang lain.
Ia tidak melihat segala sesuatu itu hitam putih. Ia luwes dalam pergaulan dan berpikir terbuka terhadap perbedaan. Ia teguh pendirian dan tidak mudah terprovokasi dalam hal yang tidak berguna.
Sementara si negatif sibuk menghitung "dosa" orang lain dan bersikeras mengubah dunia, si positif melaju kencang membangun dirinya. Tahu-tahu, si negatif masih jalan di tempat, si positif sudah berada di depan sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H