Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membingkai Hari #41

28 Januari 2012   21:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

.

Masuk ke dalam, ke dalamnya lagi, lebih ke dalam lagi. Betapa masih banyak ruangan yang perlu dibersihkan, debu-debu tipis yang lembut membungkus berbagai perabotan di sana. Debu-debu tipis bercampur udara lembab.

Inilah ruang-ruang yang hanya sang penghuni rumah yang bisa mengetahuinya secara persis. Orang-orang di luar rumah hanya mampu melihat tampak depan rumah saja, atau hanya mampu melihat pagar rumah saja, atau hanya bisa melihat ruang tamu saja. Masih banyak ruang dalam rumah yang hanya penghuninya yang mengetahuinya.

Naluri adalah sifat alamiah manusia. Pada umumnya manusia menyenangi hal-hal yang bersifat lahir, yang begitu tampak indah, bisa dipandang dan disentuh. Sebab dalam proses penciptaan manusia, piranti kerasnya yang dibuat terlebih dulu, kemudian dipasang piranti lunaknya.

Genangan air yang terlalu melimpah berasal dari mata manusia yang sedang lupa atau tidak mengenal dirinya. Pada dasarnya, setiap manusia dibuat dengan bahan dan cara pembuatan yang sama. Manusia yang mau mengenali dirinya akan mengetahui potensi terbesar yang bersifat membangun yang ada dalam dirinya. Juga akan mengetahui potensi terbesar yang bersifat merusak yang ada dalam dirinya.

Genangan air mata yang melimpah itu bisa diubah menjadi sumber pembangkit listrik untuk menyalakan lampu yang menerangi malam. Bukan hanya lampu untuk rumah sendiri, tetapi juga untuk rumah tetangga kanan kiri, kerabat dekat maupun jauh dan banyak orang lagi. Lampu yang akan membuat gelap menjadi terang.

Umpama tubuh manusia adalah wujud keindahan, yang dicinta dan dirindukan. Yang kemudian itu menjadi sumber tumpahnya air mata berlebihan, hingga air menggenangi seluruh ruang dalam rumah. Lalu tubuh itu menjadi tak bernyawa, mengeras, tak bergerak selamanya. Kesedihan macam apa yang ditanggung sang pencinta keindahan tubuh manusia itu. Bila seseorang mencintai manusia hidup, ia tak akan menumpahkan air mata untuk tubuh manusia yang sudah mati. Keindahan yang sesungguhnya bukan terletak pada tubuh, namun pada jiwa.

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun