Mohon tunggu...
Arimbi Bimoseno
Arimbi Bimoseno Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Author: Karma Cepat Datangnya | LOVE FOR LIFE - Menulis dengan Bahasa Kalbu untuk Relaksasi | Website:http://arimbibimoseno.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dalam Doa, Doa dalam Cinta

25 Januari 2011   16:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:11 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1295971653352044840

[caption id="attachment_87285" align="aligncenter" width="477" caption="aku menulis dengan cinta..."][/caption] Kuserahkan cintaku pada alam semesta, karena yang kumengerti alam semesta yang tahu gambaran besarnya. Kupercayakan alam semesta yang mengaturnya, supaya cinta ini berada di tempat sebagaimana adanya yang semestinya. Kuminta semesta menggerakkan cintaku pada cintanya. Aku akan menyingkir dari perbuatan yang menghalangi datangnya cinta, kusiapkan diriku menerima kemungkinan cinta sejati yang dihadirkan semesta. Cintaku dalam doa, untukmu yang di sana, kumemohon kepada-Mu merahmati cintanya, agar cintanya menjadi perisai yang menjaga sanubari, agar cinta-Mu senantiasa yang kami dengarkan sebelum mengambil keputusan apapun dalam hidup ini. Doaku dalam cinta, untukmu yang di sana, kumemohon berikan hikmah- pengertian yang baik- pada para pencinta-Mu. Agar mudah bagi kami menerjemahkan tugas yang Engkau berikan pada kami di bumi ini. Agar mudah bagi kami berbagi cinta dan menjaga cinta. Agar mudah jalan kami menyatu dengan alam semesta. Beri kekuatan pada kami dalam memperjuangkan cinta. Cinta dan doaku bersatu-padu dalam tulisan. Melalui tulisan, aku berbicara dan mendengaran. Melalui tulisan, aku mengobarkan api cinta, agar nyala semangatnya selalu membara dalam dada sang pencinta. Menulis adalah darahku, napasku, nyawaku. Menulis adalah nama keduaku. Menulis adalah mimpiku sejak aku mengenal makna cita-cita. Aku berusaha menulis dengan bahasa cinta-Mu. Kuminta, gunakan aku, manfaatkan aku, perankan aku untuk memuliakan kehidupan ini. Sejatinya semua manusia telah, sedang dan akan terus menulis. Dari kemarin, hari ini dan esok, semua manusia menulis. Semua menulis di buku harian masing-masing. Semua berlomba-lomba menulis. Aku percaya, suatu hari kelak, semua tulisan akan dikumpulkan untuk dinilai. Selamat menulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun