Mohon tunggu...
Arimbi RaniahSalsabila
Arimbi RaniahSalsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa perubahan iklim semakin memperburuk frekuensi dan intensitas kekeringan dilahan pertanian?

11 Desember 2024   21:15 Diperbarui: 11 Desember 2024   21:15 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan Pertanian (Kompas.com)

Perubahan iklim  global meningkatkan frekuensi dan intensitas kekeringan di lahan pertanian, sehingga berdampak pada  ketahanan pangan global Salah satu dampak utama  perubahan iklim adalah peningkatan suhu rata-rata global, yang mempengaruhi seluruh siklus air Temperatur yang lebih tinggi meningkatkan penguapan air dari tanah dan  air permukaan, namun simpanan air di dalam tanah  lebih cepat habis Tanah  kehilangan kelembapan lebih cepat, menyebabkan kekeringan  lebih sering dan  parah Proses ini tidak hanya berdampak pada kawasan pertanian yang mengandalkan pasokan air tanah, tetapi juga menurunkan kualitas tanah yang semakin kering Para petani di banyak daerah merasa semakin sulit mempertahankan kelembaban tanah yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Selain kenaikan suhu, perubahan iklim juga menyebabkan ketidakpastian  pola curah hujan Daerah yang sebelumnya memiliki curah hujan yang cukup mungkin tiba-tiba mengalami curah hujan dalam jumlah besar, dan daerah lain mungkin mengalami curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu singkat, sehingga mengurangi manfaat  pertanian Kondisi cuaca yang tidak menentu ini membuat petani semakin sulit merencanakan musim tanamnya Tanaman yang seharusnya disiram pada waktu yang tepat akan mengalami kekeringan berkepanjangan yang  diikuti dengan curah hujan yang tidak menentu Curah hujan yang tidak menentu ini juga meningkatkan risiko erosi tanah, karena air  datang terlalu cepat sehingga tidak dapat diserap dengan baik oleh tanah  kering.

Gelombang panas yg lebih intens jua sebagai ancaman akbar  bagi sektor pertanianSuhu yg lebih tinggi secara eksklusif berdampak dalam fotosintesis & proses metabolisme floraBanyak flora yg nir bisa bertahan hayati pada suhu ekstrem, yg mengakibatkan stres dalam flora & mengurangi output panenMisalnya, flora padi, jagung, & terigu sangat sensitif terhadap suhu tinggi, yg bisa mengurangi hasilnya secara signifikan apabila terjadi selama fase-fase kritis pertumbuhannyaDengan frekuensi gelombang panas yg semakin meningkat, para petani wajib  menghadapi ancaman gagal panen yg lebih sering, yg semakin memperburuk ketahanan pangan & menaikkan kerawanan ekonomi.

Di sisi lain, ketidakmampuan  mengatasi kekeringan yang semakin parah juga menyebabkan penurunan kualitas tanah Tanah  kering sering kali kehilangan struktur dan kapasitas menahan air, sehingga lebih rentan terhadap erosi dan sulit diperbaiki Proses ini membuat tanah menjadi lebih subur, namun tanpa intervensi yang tepat maka pemulihan tanah menjadi semakin sulit, serta memerlukan banyak waktu dan biaya Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya lahan subur, terutama di wilayah yang sudah mengalami degradasi lingkungan Hal ini tidak hanya menurunkan hasil panen  tetapi juga semakin membahayakan keberlanjutan sektor pertanian itu sendiri.

Memburuknya kondisi kekeringan  juga berdampak pada ketersediaan air untuk irigasi Sungai dan danau yang dulunya merupakan sumber utama air irigasi, kini telah mengurangi limpasan air secara signifikan di banyak daerah Tanpa irigasi yang memadai, banyak lahan pertanian yang berisiko gagal panen Hal ini menimbulkan ancaman besar bagi petani kecil yang bergantung pada sumber daya alam yang terbatas dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap teknologi irigasi canggih atau infrastruktur yang diperlukan untuk mengatasi masalah kekeringan.

Secara keseluruhan, perubahan iklim memperburuk krisis pangan dunia menggunakan menaikkan frekuensi & intensitas kekeringanDampaknya terasa nir hanya pada jangka pendek, misalnya penurunan output panen, namun pula pada jangka panjang, menggunakan terjadinya degradasi lahan, hilangnya keanekaragaman hayati, & ketidakmampuan buat mengimbangi permintaan pangan yg terus meningkatOleh lantaran itu, krusial bagi negara-negara pada semua global buat mengadopsi kebijakan mitigasi perubahan iklim yg komprehensif & berkelanjutan, misalnya pengelolaan air yg lebih efisien, penggunaan teknologi pertanian yg ramah lingkungan, dan investasi pada riset & pengembangan buat membuat varietas flora yg lebih tahan terhadap syarat ekstremLangkah-langkah ini sangat krusial buat memastikan ketahanan pangan dunia pada masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun