Di usia masa remaja merupakan masa yang sedang mempunyai perasaan atau emosi yang berapi-api, dimama di masa usia remaja ini emosi yang dimilki setiap anak remaja masih terbilang baru beradaptasi untuk mencari jati diri yang sebenarnya.. Emosional yang dimiliki setiap anakpun banyak pengaruhnya, seperti pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan masyrakat, dan bahkan pengaruh emosional yang terjadi dianak remaja dipengaruhi oleh hormonnya itu sendiri.
Emosi memiliki pengertian tersendiri, menurut English and English emosi merupakan suatu keadaan perasaan yang kompleks yang karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris. Dan menurut salah satu ahli yaitu Daniel Goleman yang menjelaskan bahwa emosi merajuk kepada suatu perasaan dan pikiran yang khas, yaitu suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Semua makhluk hidup pasti akan mengalami sebuah pertumbuhan dan perkembangan, khususnya manusia. Setiap manusia akan mengalami fase pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik dan psikis. Setiap manusia pastinya akan mengalami tahap pertumbuhan, yakni yang bermula dari fase janin yang bertumbuh menjadi bayi lalu menjadi balita bertumbuh lagi ke fase anak-anak setelah itu menginjak fase remaja setelah fase remaja di lewati mulai mamasuki fase dewasa dan terakhir manusia akan mengalami fase lanjut usia atau dapat di katakana lansia.
Di balik pertumbuhan manusia lalu manusia juga mengalami fase perkembangan dimana manusia ditandai dengan meningkatnya atau menurun nya kemampuan emosional, kecerdasan, berbicara, dan ketangkasan. Pada fase ini dapat kita simpulkan bahwa setiap periode usia manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dari kemampuan itu dapat kita liat dari factor genetic serta factor usia perkembangan nya.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa perkembangan emosional setiap anak, akan selalu mengalami perubuhan pada masanya. Perubahan emosi yang paling signifikan terjadi yaitu pada fase anak usia 12-17 tahun atau dapat dikatakan perpindahan masa anak sekolah dasar ke sekolah menengah keatas. Pada fase ini emosi anak dapat dibilang tidak stabil, karena cenderung seperti anak yang sudah berada di fase dewasa.
Masa remaja merupakan fase emosi yang sedang memuncak, disebabkan karena masa anak tersebut adalah masa dimana anak tersebut sudah mulai merasakan fase emosi yang baru, pada fase ini emosi yang dapat dirasakan oleh anak usia remaja yakni :
- Amarah
- Mudah tersinggung
- Perasaan yang sensitive
- Kesedihan
- Depresi akan cinta
- Ketakutan, cemas, dan gugup
Emosi juga dapat terjadi karena beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu :
- Usia, dimana setiap manusia akan mengalami pertambahan usia setiap individunya, dikarenakan emosinya akan lebih matang dan individu akan lebih dapat menguasaidan mengendalikan emosinya.
- Perubahan fisik, individu akan menyebabkan terjadinya perubahaanpada kematangan emosi.
- Perubahan jasmani, diakibatkan perubahan hormon
- Pola interaksi lingkungan keluarga, factor lingkungan keluarga juga sangat berpengaruh pada emosional remaja, jika remaja tersebut memiliki keadaan suasana keluaga yang baik maka anak tersebut secara tidak langsung emosi nya dapat terkontrol dengan baik. Begitupula jika remaja memiliki keluarga yang memiliki sifat keras, akan berdmpak negative pada emosi anak tersebut.
- Pola interaksi lingkungan sekolah, interaksi pertemanan bahkan persahabatan yang berubah mengakibatkan emosional seseorang akan berubah mengikuti lingkungan tersebut.
Dari pengertian diatas telah dijelaskan bahwasannya setiap manusia bahkan manusia di usia remaja bisa terbilang mempunya fase emosional yang berbeda-beda karena setiap anak mengalami fase emosi pada factor yang berbeda juga.
Di balik ada nya permasalahan-permasalahan emosi yang terjadi pada usia remaja disini juga dapat dijelaskan tips-tips agar anak diusia remaja dapat pintar untuk mengendalikan emosi nya yaitu :
- Menyadari dan mengenali emosi yang dirasakan tanpa kita memberi penghakiman terhadap perasaan itu.
- Pintar-pintar untuk mengelola emosi yang dirasakan dan mengekspresikan dengan cara yang sesuai (tidak menyakiti diri dan orang lain).
- Mengikuti kegiatan yang positif untuk mengasah potensi diri.
- Mengomunikasikan secara asertif kebutuhan, keinginan, ataupun aspirasi diri.
- Jika sedang menghadapi permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri dan mengganggu keberfungsian sehari-hari, bisa untuk mengikuti konseling dengan psikolog dan psikiater.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H