Permasalahan dalam budidaya lele bukanlah hal baru, terutama budidaya yang dilakukan pada lahan yang terbatas. Seperti permasalahan yang dialami oleh penanggungjawab kampung lele yang berada di Kelurahan Ngagel, Surabaya. "Kolamnya cuman 1 jadi lele yang terlambat pertumbuhannya nanti dimakan sama yang besar, jadi jumlah lele yang bisa dipanen ga sebanding sama benih yang ditebar" begitu kata Pak Modelan, salah satu warga yang menjadi penanggungjawab kolam lele di kampung ikonik ini. Hal tersebut, menarik perhatian kelompok KKN-T 14, UPN Veteran Jatim untuk bertindak.Â
Kolam lele yang berada di RT 08 Kelurahan Ngagel ini, merupakan salah satu kampung ikonik karena dapat memanfaatkan lahan sempit yang berada dilahan kosong pinggir rel kereta untuk disulap menjadi kolam lele yang memiliki potensi ekonomi. Hasil panen lele ini dapat berpotensi apabila dapat diolah menjadi suatu produk inovatif di bidang industri seperti kerupuk lele atau abon lele contohnya.
Dalam upaya pengaplikasian teknologi tepat guna, tim KKN-T 14 berupaya mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi oleh warga RT 8/RW 3, Kelurahan Ngagel, Kota Surabaya. Adapun tindakan yang diambil adalah pembuatan kolam lele ganda untuk memisahkan antara lele yang berukuran besar dengan lele yang berukuran kecil, sehingga bibit lele dapat berkembang biak dengan baik dan dapat mengoptimalkan jumlah lele yang siap panen menjadi lebih banyak.
