Mohon tunggu...
Ari Manangin
Ari Manangin Mohon Tunggu... Editor - Penulis Ulung

Catatan Pena, dari Bumi Nusantara North Celebes

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Antara Sahur dan Ketiduran

28 Maret 2024   02:01 Diperbarui: 28 Maret 2024   02:06 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, sering kali kita dihadapkan pada dilema yang mungkin terlihat sepele, namun memiliki implikasi yang cukup besar. Salah satu dilema yang sering dialami oleh banyak orang, terutama saat bulan Ramadhan tiba, adalah antara sahur dan ketiduran.

Pertama-tama, mari kita bahas sahur. Sahur adalah waktu makan sahur yang dilakukan sebelum terbit fajar, sebelum memulai puasa sehari penuh. Ini adalah momen penting bagi umat Muslim karena dapat memberikan energi yang dibutuhkan untuk menjalani puasa dengan baik. Tapi seringkali, kesibukan dan kelelahan dari aktivitas sehari-hari membuat seseorang cenderung terlambat bangun atau bahkan terlalu lelah untuk mempersiapkan sahur.

Di sisi lain, ada ketiduran. Ketiduran bisa terjadi karena berbagai alasan, mulai dari kelelahan fisik, tidur yang terganggu, atau hanya karena terlalu asyik dengan aktivitas malam sebelumnya. Ketika seseorang terlalu larut malam, terkadang mereka bahkan tidak menyadari bahwa sudah waktunya untuk sahur, dan ketika sadar, waktu yang tersisa mungkin terlalu singkat.

Dilema ini sering membuat seseorang merasa bingung dan stres. Di satu sisi, mereka ingin bangun untuk sahur agar dapat menjalani puasa dengan baik, mengikuti anjuran agama dan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Namun, di sisi lain, mereka juga merasa sangat lelah dan terganggu oleh keinginan untuk tidur lebih lama.

Terkadang, keputusan antara sahur dan ketiduran menjadi semakin sulit ketika seseorang tidak memiliki dukungan atau bantuan dari keluarga atau teman-teman untuk membangunkannya. Dan dalam situasi seperti itu, risiko untuk melewatkan sahur atau terlambat dalam mempersiapkannya bisa menjadi lebih tinggi.

Namun, penting untuk diingat bahwa, meskipun sahur itu dianjurkan, Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih. Jika seseorang dengan sungguh-sungguh berusaha untuk sahur namun ternyata terlelap, atau bahkan melewatkan sahur karena alasan yang tidak dapat dihindari, Allah akan memahami kondisi tersebut.

Dalam hal ini, yang terbaik adalah berusaha semaksimal mungkin untuk bangun untuk sahur dan menjalani puasa dengan penuh keikhlasan. Namun, jika terjadi ketiduran atau keterlambatan, jangan biarkan diri terlalu bersalah. Jadikan itu sebagai pengingat bahwa manusia memiliki keterbatasan, dan bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan tulus akan dihargai oleh Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun