Di sebuah kota kecil yang damai di pinggiran pedesaan, hiduplah seorang laki-laki bernama Adam. Adam adalah pemuda yang cerdas dan tampan, tetapi dia memiliki kelemahan yang besar: kecenderungannya yang besar untuk malas beribadah.
Setiap hari, Adam terjebak dalam rutinitas yang monoton. Dia bangun pagi-pagi dan bergegas pergi ke pekerjaannya sebagai karyawan di sebuah perusahaan lokal. Namun, begitu dia tiba di rumah pada malam hari, semua perhatiannya tertuju pada hiburan dan kesenangan duniawi. Dia lebih suka menghabiskan waktunya dengan menonton televisi, bermain game, atau bersosialisasi dengan teman-temannya daripada meluangkan waktu untuk beribadah.
Keluarganya sering mengingatkan Adam tentang pentingnya ibadah dan hubungan dengan Tuhan. Ibunya dengan lembut memintanya untuk shalat dan membaca Al-Qur'an, sementara ayahnya mencoba menginspirasinya dengan cerita-cerita tentang kebijaksanaan agama. Namun, Adam selalu menunda-nunda, merasa bahwa dia memiliki waktu yang cukup di masa depan untuk memperbaiki hubungannya dengan Tuhan.
Waktu berlalu tanpa perubahan yang nyata dalam perilaku Adam. Hingga suatu hari, datanglah musibah yang mengubah hidupnya. Ayah Adam jatuh sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Melihat keadaan ayahnya yang lemah, Adam merasa tertohok dan menyadari bahwa dia telah mengabaikan tanggung jawabnya terhadap agama dan keluarganya.
Dalam keadaan putus asa, Adam mulai merenungkan pilihan hidupnya. Dia menyadari bahwa hidupnya telah dikuasai oleh nafsu dan kesenangan duniawi, dan dia merasa kekosongan yang dalam dalam hatinya. Dengan tekad yang kuat, Adam memutuskan untuk berubah.
Dia mulai mengalokasikan waktu setiap hari untuk beribadah, mulai dari shalat lima waktu hingga membaca Al-Qur'an. Setiap langkah yang dia ambil menuju perubahan, meskipun sulit pada awalnya, membawanya mendekati rasa ketenangan dan kedamaian yang lama hilang.
Berkat perubahan hidupnya yang drastis, Adam merasakan perubahan besar dalam dirinya. Dia merasa lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih dekat dengan Tuhan. Ketenangan yang dia temukan dalam ibadah membantu memperkuatnya dalam menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidup.
Dari kisah Adam, kita belajar bahwa meskipun kita mungkin terjebak dalam kebiasaan buruk atau kecenderungan yang negatif, selalu ada kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Dengan tekad yang kuat, dukungan keluarga, dan bimbingan agama, kita bisa melampaui kesulitan dan menemukan makna yang lebih dalam dalam hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H