Di ujung senja, kala malam mengendap,
Aku duduk sendiri di meja terpencil,
Segelas kopi menemani sepi yang rapat,
Dan kenangan pun datang, dalam canda dan tepat.
Dalam setiap hirupan, terasa getirnya,
Seperti kenangan yang tergores di hati,
Namun juga ada manis, dalam setiap memori,
Yang mengalir seperti aroma kopi yang merayu.
Di dalam gelas itu, cairan coklat mengalir,
Sama seperti waktu yang tak pernah berhenti,
Membawa kita pada detik-detik yang berlalu,
Dan impian yang terjalin di setiap tegukan.
Begitu banyak kisah, begitu banyak tawa,
Tersimpan rapat di dalam gelapnya malam,
Seperti biji kopi yang dipanggang dalam nyala api,
Kenangan kita terukir dalam setiap detik yang berlalu.
Meski waktu terus berjalan, dan segala pun berubah,
Kenangan tetap abadi, tak terhapus oleh waktu,
Seperti aroma kopi yang terus menguar,
Menyulut rindu dan cinta di dalam hati yang sunyi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI