Mohon tunggu...
Aril Riza
Aril Riza Mohon Tunggu... lainnya -

kuli kapal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbok, Terserah Aceng itu lho....

5 Desember 2012   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:08 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Akhirnya bangsa ini menemukan public enemy lain. Setelah kemarin KPSI dan PSSI jd musuh berjama'ah republik ini pasca kekalahan menyakitkan dr temnas malay di ajang Piala AFF. Segera perhatian public dan pemerhati moral langsung tertuju pada caeng fikri, seorang bupati dari kabupaten garut yg indah dan kaya akan potensi sumber daya alam. Kabupaten yg bertetangga dekat dgn daerah kelahiran saya.

MORAL, ya kata ini secara terus menerus menerjang sang bupati yg masa jabatannya akan habis maret 2013 ini. Pria ini dianggap telah melecehkan harkat martabat wanita dengan cara menikahi gadis 17 tahun yg sudah nggak perawan dan selang 4 hari kemudian menceraikannya.

Saya anggap aceng tidak menimbulkan bahaya karena ulahnya itu, toh tuh cewek juga mau dinikahi ya konsekuensinya juga harus mau diceraikan juga. Kalau dia pake jabatannya sbg bupati buat gaet banayak cewek, ya jangan salahkan aceng juga. Masyarakat yang salah, bagaimana mau dapet pemimpin yang bermoral kalau moral masyarakatnya juga amblas. Ingat aceng itu juga dulu masyarakat biasa sebelum jd bupati. Aceng itu juga bukan Bruce Wayne yg ditengah kejahatan kota gotham dia berani melawan semua bentuk kejahatan. Aceng hanyalah hasil dari kepribadian masyarakat kita yg sesungguhnya. Mungkin diantara kalian yang menghujat aceng juga moralnya belum tentu lebih baik dari aceng. Mungkin para feminis yang dukung si fani juga belum tentu dia cewek baik-baik. Artis yang menghujat aceng gara-gara pernyataan sang bupati buat tdr sama artist aja nggak 250 juta belum tentu tuh artis juga bener. Mendingan nikah resmi daripada kumpul kebo yang sama dengan zinah toh?

Sudahlah, masyarakat memang gemar bener nyari musuh bersama. Itu kan gara-gara kondisi sosial masyarakatnya juga yang kurang harmonis. Tetangga saling sikut, teman saling jotos-jotosan, pengangguran meluas, tayangan TV nggak ada yang bener, semua kan hasil dari masyarakatnya juga. Benahi dulu moral kita bersama sebelum menghasilkan pemimpin yang bermoral. Pemimpin dgn moralitas tinggi nggak akan didapatkan dari hasil moral masyarakatnya yang amblas.

Mungkin kalian biulang jokowi pemimpin bermoral, tapi siapa tahu nanti dia ada kasus juga. Kalian masyarakat sekarang bela-belain dia. Begitu dikecewakan apa msh bela?

Rhoma irama mau jd Capres jd lelucon, kalian pikir lebih baik dari bang haji itu?
dia memang rasis di tayangan mata najwa saya lihat, tapi apak dalam kehidupan bermasyarakat kita rasisme benar-benar sudah hilang?

Saya juga bukan orang dengan moral yg sempurna, memang manusia tak luput dari dosa. Tapi meminimalisir dosa dengan kondisi sosial yang rusak mau bagaimana?
Jadi alim dihujat, jadi orang yg positif selalu mendapat pandangan negatif dari masyarakat. Dibilang sok suci. Tapi kalian sendiri mengidamkan tokoh yg suci yg mau memimpin kalian toh?

Marilah mengurus moral masing-masing sebelum jadi pendemo soal moralitas.
Mari hakimi diri sendiri sebelum turt campur menghakimi moral orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun