Mohon tunggu...
Aril Riza
Aril Riza Mohon Tunggu... lainnya -

kuli kapal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arisan dan Hidup yang Payah

21 Januari 2015   02:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:42 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu masih kecil ikut arisan paling gede 1000 per minggu dan hasil arisannya adalah wisata ke pantai. dan kalaupun hadiahnya bukan wisata tp berupa uang. msh suka bingung duitnya dipake buat apa, secara dulu msh blm ngerokok dan butuh pulsa internet. arisan menurut kbbi adalah kegiatan mengumpulkan uang atau barang yg bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yg memperolehnya, undian dilaksanakan dl sebuah pertemuan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya. jd sebenarnya itu adalah uang kita yg berputar dan tanpa ada kelipatannya. entah kenapa sekarang bermetamorfosa dan menawarkan keuntungan berlipat-lipat. jemiusnya lagi itu dilakukan secara online yg mana tanpa tatap muka langsung dgn pengelolanya. mungkin manusia sekarang yg dicekoki budaya konsumerisme tinggi jd latah pengennya easy money dan lupa sm karya nyata. sy paham dan merasakan nyari duit itu susah dan kalaupun terlalu gampang bagi sebagian orang itu pasti anugerah bagi orang tersebut yg jelas bagi saya untuk ikut2an bisnis money game seperti nano spray, moment, mmm, mlm, arisan online apa lagi e-dolly dan berakhir seperti anak madiun yg msh berumur 20 tahun yg harus menanggung utang 1M, itu jelas hal yg harus dijauhkan. well, nyari yg haram sj sudah susah apa lagi yg halal. bgtu jargon yg sering sy dengar dr beberapa org. dan itu terbukti. kurir narkoba banyak yg dihukum mati. di setiap lampu merah ada pamflet seminar keuangan yang entah siapa keynote speakernya, yg jelas dia juga mencari uang dengan menjual seminar dan omong kosong motivasi. di rak gramedia dewasa ini kian berjejer buku2 ahli keuangan baru yg menawarkan perubahan pola pikir untuk mapan secara ekonomi dan sebelum kita melangkah ke kasir, sang penulis buku itu sudah bermandi uang royalti. dan kita tetap sama, msh seorang bajingan yg mengharap hdp lebih baik. ya, bob sadino wafat dan dikenang sbg seorang manusia goblog bersahaja dan bercelana pendek namun dgn usaha dia menjadi jutawan. kisah hidupnya adalah impian bagi jutaan orang yg baru memulai usaha dan jutaan lainnya yg merupakan sarjana tanpa kerja. mungkin jika orang tua mu adalah anggota dewan yang baru saja dilantik, mungkin kamu bisa bernafas sedikit lega. biarkan orang tuamu melobi pengusaha dan mengeruk hasil bumi untu keperluan pestamu di club-club mewah dan pulang membawa ratu pesta bermodal dada implan yang biaya operasinya kamu biayai tentunya dari hasil bapakmu berkongsi dgn pengusaha. entah apa maksud dr tulisan ini dan entah kenapa sy menulis ini. SIAL!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun