Sekolah Islam Terpadu  semakin diminati di kalangan masyarakat Muslim di Indonesia, dengan meningkatnya jumlah siswa yang mendaftar dari jenjang Taman Kanak-Kanak  hingga Sekolah Menengah Atas . Hal ini mencerminkan keinginan kuat dari para orang tua untuk memberikan pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pencapaian akademis, tetapi juga memperhatikan pembinaan karakter dan spiritual yang berlandaskan ajaran Al-Qur'an dan Sunnah.Â
SIT menawarkan model pendidikan terpadu yang bertujuan membentuk generasi Muslim yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan intelektual, integritas moral, dan kecakapan sosial.Â
Dalam konteks manajemen pendidikan abad ke-21, SIT berupaya tidak hanya menjadi institusi pendidikan agama, tetapi juga mengadopsi pendekatan yang relevan dengan perkembangan zaman. Dengan mengintegrasikan teknologi modern, metode pengajaran inovatif, dan kurikulum yang disesuaikan dengan tuntutan global, SIT berusaha mempersiapkan para siswa menghadapi tantangan di era digital.Â
Dukungan yang besar dari masyarakat terlihat dari banyaknya SIT yang tersebar di seluruh Indonesia, yang bernaung di bawah Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT), menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan terhadap model pendidikan ini.Â
Namun, meskipun SIT berkembang pesat, tantangan tetap muncul dalam menjaga keseimbangan antara tradisi Islam dan inovasi modern. SIT perlu terus beradaptasi dengan perubahan dalam dunia pendidikan global sambil tetap mempertahankan nilai-nilai Islam yang menjadi dasar mereka.Â
Melalui pendekatan manajemen yang kreatif dan responsif, SIT diharapkan mampu mencapai tujuan utamanya, yaitu membentuk generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia yang siap berkontribusi secara positif bagi masyarakat luas. artikel ini menjelaskan tentang Fenomena Sekolah Islam Terpadu dalam Manajemen Pendidikan Abad 21 . Berikut 3 konten mengenai fenomena Sekolah Islam Terpadu :
Pertama : mengenai kondisi pendidikan di indonesia yang dimana kompetensi dan kelayakan guru relatif rendah sehingga sangat berpengaruh terhadap peserta didik , sehingga prestasi peserta didik di indonesia sangat minim di buktikan oleh DATA dari IEA 1999 dari 38 negara bahwa indonesia berada di peringkat 33 pada pembelajaran IPA dan 34 pada pembelajaran matematika kemudian minat baca siswa SD di indonesia berada pada angka 30% , adapun beberapa faktor yang menyebabkan rendah nya pendidikan di indonesia seperti halnya  :1. struktur intensif guru 2.sumber belajar sekolah tidak memadai 3. kelayakan guru 4.kurikulum yang sarat dan tidak terpadu.Â
Kedua : Keadaan sekolah-sekolah Islam di Indonesia menunjukkan bahwa lembaga pendidikan Islam masih menghadapi tantangan dalam mencapai prestasi akademis yang setara dengan sekolah-sekolah swasta lainnya. Menurut Sumarna Surapranata, dari 100 sekolah swasta terbaik di Indonesia berdasarkan hasil EBTANAS atau UAN, hanya sekitar 7% hingga 12% sekolah Islam yang termasuk dalam daftar tersebut. Persentase ini relatif rendah dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta di bawah yayasan Kristen dan nasional.Â
Ketiga : dikotomi antara ilmu umum dan ilmu agama memang sudah lama terjadi namun pada dasar nyan perbedaan ini tidak sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan hanya saja berbeda dalam segi ke ilmuan nya saja seperti hal nya di berbagai lembaga pendidikan SD,SMP SMA, dan MI SMPIT, MAN hanya saja keilmuan ini perlu di kembangkan untuk kepahaman peserta didik , sehingga prestasi peserta didik seimbang secara ke agamaan dan ilmu umum nya .
pemahaman akan fenomena Sekolah Islam Terpadu dari berbagai aspek sangat lah penting untuk sebuah peningkatan kualitas pendidikan di indonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H