Oleh: La Ode Muhammad Aril Masri
Pandangan Jean-Paul Sartre soal interaksi sosial, terutama konsepnya tentang "L'enfer, c'est les autres" (Neraka itu orang lain), berasal dari pandangannya tentang filsafat eksistensialisme dan keterasingan. Sartre berpendapat bahwa interaksi dengan orang lain kadang dapat menjadi sumber konflik, ketidaknyamanan, dan kesulitan emosional yang besar.
Dalam konteks ini, konsep "Neraka itu orang lain" menggambarkan bahwa konflik, kesalahpahaman dan perbedaan antar manusia dapat menciptakan pengalaman emosional yang menyiksa dan melelahkan. Sartre percaya bahwa individu sering merasa terkekang oleh keberadaan orang lain, karena orang lain dapat mengevaluasi, menilai, atau bahkan menghakimi, yang mengganggu kebebasan eksistensial kita.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa pemahaman Sartre tentang "Neraka itu orang lain" bukanlah klaim mutlak bahwa semua interaksi sosial adalah negatif. Sebaliknya, ini adalah refleksi dari kompleksitas hubungan sosial dan konflik internal yang sering timbul dalam konteks interaksi manusia.
Dalam pemikiran Sartre, kesulitan interaksi sosial menekankan pentingnya menerima tanggung jawab atas peran kita dalam menciptakan relasi sosial yang sehat dan bermakna. Kesadaran akan konflik potensial juga mendorong individu untuk mengembangkan empati dan pemahaman yang lebih baik terhadap orang lain, mempromosikan hubungan yang lebih produktif dan positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H