Program Wirausaha Merdeka (WMK) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (UNTAG Surabaya) merupakan salah satu perguruan tinggi yang aktif dalam melaksanakan program ini. Pada Batch 3 Wirausaha Merdeka di UNTAG Surabaya, para peserta diberi kesempatan untuk belajar dan mengaplikasikan kewirausahaan melalui berbagai tahap, yaitu Pre-Immersion, Immersion, dan Post-Immersion. Dalam program ini, kelompok saya memilih untuk fokus pada bidang jasa fotografi dan videografi produk.
Pre-Immersion
Tahap pertama yang kami lalui adalah Pre-Immersion, yang bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan usaha yang akan dijalankan. Pada fase ini, kami melakukan riset pasar yang mendalam mengenai jasa fotografi dan videografi produk, termasuk potensi dan kebutuhan yang ada. Kami menemukan bahwa dengan pesatnya perkembangan e-commerce dan digital marketing, permintaan terhadap jasa fotografi dan viproduk meningkat tajam, terutama untuk mendongkrak daya tarik produk di platform online.
Kami juga mulai mengidentifikasi target pasar kami, yaitu pemilik usaha kecil dan menengah yang memerlukan foto produk berkualitas untuk keperluan pemasaran digital. Di samping itu, kami menyusun konsep layanan yang akan kami tawarkan, termasuk paket fotografi dan videografi produk, editing foto dan video serta styling produk.
Pada tahap ini, kami juga merancang struktur organisasi tim, pembagian tugas, dan estimasi anggaran yang diperlukan untuk menjalankan usaha ini. Kami merencanakan strategi pemasaran menggunakan media sosial seperti Instagram dan Tiktok untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Immersion
Setelah persiapan matang, kami melanjutkan ke tahap Immersion, yaitu pelaksanaan nyata dari rencana bisnis yang telah disusun. Di fase ini, kami mulai menawarkan jasa fotografi dan videografi produk kepada klien pertama kami. Kami melakukan pemotretan berbagai jenis produk, mulai dari fashion, makanan, hingga kosmetik.
Selama menjalani Immersion, kami belajar langsung mengenai tantangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis fotografi produk. Salah satu tantangan terbesar yang kami temui adalah mengelola ekspektasi pelanggan, karena setiap klien memiliki preferensi dan kebutuhan yang berbeda dalam hal gaya fotografi, pencahayaan, dan penataan produk. Kami belajar untuk berkomunikasi dengan jelas dengan klien agar hasil foto sesuai dengan yang diinginkan, sekaligus menjaga kualitas visual yang menarik.
Selain itu, kami menyadari pentingnya kreativitas dalam menyusun komposisi foto dan memilih teknik pengambilan gambar yang tepat agar menciptakan kesan visual yang kuat. Dengan memanfaatkan peralatan fotografi yang berkualitas dan teknik editing yang baik, kami berhasil menghasilkan foto produk yang mendukung branding klien kami.