Dengan segala pengalaman berharga yang saya lalui, tak terasa 50 hari berlalu dengan begitu cepat dan kami sudah hampir sampai di penghujung masa KKN. Saya tak kuasa menahan tangis ketika berjumpa dengan warga Desa Kelarik di acara pelepasan mahasiswa KKN. Air mata semakin tak terbendung mengingat bahwa kami akan segera dipisahkan oleh jarak yang jauh. Saat itulah saya menyadari bahwa saya bukan hanya terpikat oleh segala keindahan Desa Kelarik, namun juga pada keramah-tamahan warganya. Saya berharap suatu saat nanti kedua kaki saya dapat kembali menapaki jalanan Desa Kelarik.
Sepanjang perjalanan dari Desa Kelarik menuju Ranai yang akan menjadi lokasi lepas landas, saya memutar kembali memori selama satu setengah bulan di Desa Kelarik. Senyum-senyum warga desa masih terpatri jelas di benak saya, pun juga berbagai aktivitas menarik seperti menanam cabai, menyeberang dengan kapal untuk camping di Pulau Penganak, menyuluh di laut malam, hingga mengajar anak SD. Sepertinya hingga saya tua nanti, kenangan KKN di Desa Kelarik tak akan pernah terlupakan.
Selepas kami meninggalkan Desa Kelarik, kami diajak untuk mengunjungi beberapa atraksi wisata lain di Natuna, antara lain Jelita Sejuba Resort yang dulunya merupakan latar film berjudul sama, Alif Stone Park yang menawarkan pemandangan bebatuan besar yang aestethic, dan Mangrove Mekarjaya yang memiliki kekayaan alam melimpah termasuk hewan khas Natuna yaitu kekah. Dari situ saya tahu bahwa Desa Kelarik barulah "sepotong" keindahan yang ada di Natuna. Sama halnya dengan nama tim KKN saya yaitu "Pesona Natuna", Natuna merupakan daerah yang begitu mempesona dengan beragam potensi di setiap bagiannya. Semoga di lain kesempatan, saya dapat menjelajahi potongan-potongan keindahan Natuna lainnya.
