Mohon tunggu...
Arika Maria
Arika Maria Mohon Tunggu... -

seorang perempuan kecil dengan semangat yang tidak mungil...mahasiswa yang aktif berorganisasi dan senang membuat puisi.. "Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya"..itu pegangan hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tentang Perempuan

29 Juli 2010   08:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:29 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di tengah kepenatan mikirin hasil UAS, gue coba mencari hiburan.. Gue buka rak buku , dan nemuin salah satu novel yang gue dapet waktu SMP, judulnya ‘Brownies’ karangan Fira Basuki. Ternyata ada beberapa lembar kertas yang gue lipat ujungnya, setelah gue baca halaman-halaman itu, ternyata ada beberapa kutipan yang anggun banget ,

*“Perempuan, membawa kekuatan yang lebih dari pria bayangkan. Perempuan, bisa jadi lemah di luar, tapi kuat di dalam. Ia bisa tegar tanpa harus mengeluarkan suara yang menggelegar. Tetap lembut, sementara hatinya kalut… Demikian indah perempuan, sehingga hidup jadi lebih berkesan.”

Itu kutipan yang pertama,,ini ada yang kedua..

*”Perempuan adalah cahaya Tuhan, dia bukan dicintai secara duniawi, dia berdaya kreatif, bukan hasil kreasi.” (Jalalu’ddin Rumi)

Gue buka lagi lipatan-lipatan yang lain, terus ada lagi…

*”Perempuan si empunya cinta, tidak memandang pria yang dicinta. Tidak peduli mata-mata cinta, yang dirasa hanya kedalaman jiwa. Diberikan apa yang bisa, karena cinta tidak bisa diukur dengan harta , apalagi jiwa.”

Dan di lipatan yang terakhir, gue buka lagi halaman itu,.

*” Cinta perempuan tiada batas. Ketika mereka memberi, tiada permintaan balas. Bagai seorang ibu yang tidak pernah malas.”

Hhhmmm,,, betapa tinggi nilai seorang perempuan, sampai sampai ada untaian kata yang indah untuk menggambarkan pribadinya.

..Ibu Kartini yang menjadi representasi akan keagungan seorang insan bernama perempuan.

Sosok perempuan menjadi inspirasi sejuta mahakarya. Hati perempuan menjadi objek para pujangga. Wajah perempuan menjadi bidikan lensa kamera.

Salah satu perempuan yang penuh keanggunan itu, Ibu Kartini, seorang pendekar bangsa, seorang putri sejati, seorang pembela kaumnya.

Sungguh harum namamu, sungguh besar cita-citamu.

Tanpa peluh yang engkau teteskan, tanpa semangat yang engkau kobarkan, tiada pernah ada kesempatan untuk menulis ini semua.

Terima kasih atas perjuanganmu. Aku bangga menjadi kaummu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun