Mohon tunggu...
Ari Junaedi
Ari Junaedi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, Konsultan, Kolomnis, Penulis Buku, Traveller

Suka membaca, menikmati perjalanan, membagi inspirasi, bersilaturahmi

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ayam Lodho Mbak Ambar dari Ngawi Bikin "Terkiwir-kiwir"

19 Juni 2023   06:22 Diperbarui: 23 Juni 2023   19:00 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cita rasa dan kenikmatan kuliner di berbagai tempat di tanah air, memang sulit untuk mencari tandingannya. Setiap daerah di tanah air pasti memiliki kuliner andalan dan menjadi pembeda dengan masakan lainnya.

Di Sanggau, Kalimantan Barat saya pernah ketagihan dengan sop daging yang rasanya begitu legit. Sementara di Tarakan, Kalimantan Utara saya begitu terpikat dengan kegurihan nasi kuning. Di Kotabaru, Kalimantan Selatan saya kadung "jatuh cinta" dengan ikan patin bakar dan sayur lontong Banjar.

Jika di Malang, Jawa Timur saya begitu menggemari kuliner baksonya, maka di Bangkalan, Madura rasa bebek songkemnya sulit mencari tandingannya. Untuk Palu, Sulawesi Tengah, rasa kaldu sop kaledo begitu terasa dan di Jayapura, Papua, kenikmatan makan papeda juga tidak kalahnya dasyatnya.

Perjalanan beberapa kali ke Ngawi, daerah di perbatasan Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah, menemukan saya akan kelezatan masakan yang "tersembunyi" dari Kota Ngawi. 

Dari pusat Kota Ngawi ke Pangkur, Kartoharjo tepatnya ke Warung Panggang Ayam Kampung Mbak Ambar di Jalan Supriyadi, saya membutuhkan jasa sopir kendaraan online mengingat saya belum begitu hafal dengan arah lokasinya.

Panggang Ayam Sajian Mbak Ambar Begitu Menggoda (foto: Ari Junaedi)
Panggang Ayam Sajian Mbak Ambar Begitu Menggoda (foto: Ari Junaedi)
Walau warung makan itu dikenal keistimewaannya dengan sajian ayam panggang, saya juga memilih sajian ayam lodho dan juga sayur "oblok-oblok" sebagai pelengkap menu makan siang saya. Rasa lapar usai mengunjungi Benteng Van Den Bosch yang luas siang itu, saya lampiaskan dengan lahapnya memakan masakan Mbak Ambar.

Untuk ayam panggangnya, masakan Mbak Ambar ini memang benar-benar "ambyar". Bumbunya begitu meresap dan kekenyalan daging ayamnya menyatu sehingga keinginan untuk menambah porsi makan sulit untuk dicegah.

Kenikmatan makan seakan menjadi sempurna jika sayur "oblok-oblok" menjadi teman "seiring dan sejalan" dari nasi yang terhidang. Kehadiran tempe yang dipotong kecil-kecil, bercampit dengan parutan kelapa muda, cabe hijau, teri jengki dan oyong mengingatkan saya akan masakan "bothok" khas Jawa Timur.

Yang membedakan "bothok" dengan "oblok-oblok" hanyalah pada wadah yang membungkusnya. Oblok-oblok adalah versi bothok tanpa dibungkus daun selain oblok-oblok memiliki pembedah yang lain yakni keberadaan kuah cairnya.

Sayur Oblok-Oblok Tersaji di Kuali Kecil (foto: Ari Junaedi)
Sayur Oblok-Oblok Tersaji di Kuali Kecil (foto: Ari Junaedi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun