Mohon tunggu...
Ari Junaedi
Ari Junaedi Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, Konsultan, Kolomnis, Penulis Buku, Traveller

Suka membaca, menikmati perjalanan, membagi inspirasi, bersilaturahmi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rampa Berkah: Metamorfosis "Kekumuhan" Menjadi Spot Wisata di Kotabaru

20 Mei 2023   17:15 Diperbarui: 20 Mei 2023   17:24 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pedestrian di Rampa Berkah membuat nyaman kunjungan wisatawan (foto: Ari Junaedi)

Jalanan yang becek, tidak mengenal musim hujan atau kemarau membuat ketidaknyamanan siapapun yang bertandang ke kampung kumuh itu. Bau asin dan amis ikan yang dijemur nelayan, begitu menyengat sehingga membuat tidak betah bagi siapapun yang lewat.

Rumah yang berderet rapat dengan fasilitas sanitasi ala kadarnya, membuat suasana pengap sepanjang hari hari. Laut yang harusnya bersih dan berwarna biru, berubah menjadi warna keruh karena kotor sampah yang dibuang sembarangan oleh warga.

Apa jadinya jika kampung kumuh seluas 23 hektar bersalin rupa menjadi kawasan yang tertata apik ? Semula warga begitu abai membuang sampah bisa dimana saja. Tidak ada pembeda mana kawasan untuk berniaga dan mana kawasan untuk hunian. Semuanya bercampur baur menjadi tidak karuan dan tidak tertata.

Itulah "gambaran Kawasan Rampa Berkah di Desa Rampah, Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan sebelum ditata dengan apik memalui Program Kotaku. Sejak pertengahan tahun 2022, Rampa Berkah  bermetamorfosis menjadi pemukiman sehat, berkat penataan kawasan guna peningkatan kualitas hidup warga.

Kampung Rampa Berkah berkat sentuhan Bupati Kotabaru, Sayed Jafar Alydrus bersalin rupa (foto: Ari Junaedi)
Kampung Rampa Berkah berkat sentuhan Bupati Kotabaru, Sayed Jafar Alydrus bersalin rupa (foto: Ari Junaedi)

Berkat gagasan Bupati Kotabaru, Sayed Jafar Alydrus yang ingin mengubah "wajah" daerahnya, program Kota Tanpa Kumuh atau Kotaku berkelindan dengan program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Metamorfasa  Rampa Berkah tidak mengubah identitas warga kampung sebagai nelayan. Justru Program Kotaku adalah upaya untuk memberdayakan warga tanpa menghilangkan karakter dan ciri khas kehidupan warga.

Kampung Rampa Berkah kini telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di kabupaten terluas di Provinsi Kalimantan Selatan itu. Kawasan pesisir pantai yang semula "busuk"  disulap menjadi spot wisata yang menarik.

Pemukiman warga Suku Bajau tersebut kini telah dilengkapi dengan jalanan lingkungan yang berbeton, ruang terbuka publik tempat pertunjukan kesenian daerah, instalasi pengolahan air limbah, tempat jemuran ikan serta tempat pengolahan sampah terpadu.

Berkunjung ke Rampa Berkah sekarang ini bukan lagi menyaksikan kekumuhan tetapi lebih kepada upaya memanusiawikan warganya. Berkat kerapihan dan penataan lingkungan, Rampa Berkah bukan lagi semata sebagai kampung nelayan.

Pedestrian di Rampa Berkah membuat nyaman kunjungan wisatawan (foto: Ari Junaedi)
Pedestrian di Rampa Berkah membuat nyaman kunjungan wisatawan (foto: Ari Junaedi)

Kunjungan wisatawan ke Rampa Berkah membuka peluang bagi warga untuk membuka beragam usaha. Ada warga yang membuka warung makanan dan tempat sekedar minum kopi serta panganan tradisonal.

Camat Pulau Laut Utara, Ahmad Junaedi mengakui kehadiran wisatawan di daerahnya ikut berpengaruh kepada perubahan pola pandang warga Rampa Berkah. Kini warga disadarkan adanya peluang ekonomi yang bisa dimanfaatkan dengan menyediakan hal-hal yang dibutuhkan pelancong.

Dalam waktu-waktu tertentu, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kotabaru secara rutin menggelar event wisata di Rampa Berkah. Kemahiran meniti seutas tali di atas laut, menjadi atraksi Suku Bajau yang memukau para pengujung selain tarian Tombak Suku Bajau yang dimainkan bocah-bocah Rampa Berkah untuk menyambut tamu.

Tari Tombak dari Suku Bajau menyambut kedatangan tamu di Rampa Berkah (foto: Ari Junaedi)
Tari Tombak dari Suku Bajau menyambut kedatangan tamu di Rampa Berkah (foto: Ari Junaedi)

Bupati Kotabaru Sayed Jafar Alydrus pun tidak hanya berhenti dengan pengembangan pariwisata Rampa Berkah, tetapi terus mengembangkan arahnya ke Pantai Siring Laut yang lokasinya berdekatan.

Proses pembangunan rumah ibadah "terapung" di atas perahu yang didirikan di atas laut akan menjadi keunikan terbaru, selain penataan berkelanjutan kawasan terpadu wisata bahari di Siring Laut.

Ada tekad Sayed Jafar Alydrus yang menjadi pesan pencerah terhadap pengembangan wisata di tanah air. Peningkatan kualitas kehidupan di Rampa Berkah selain mengurangi kekumuhan di lokasi padat penduduk juga mengubah wajah kawasan agar bisa mewujudkan pemukiman perkotaan  yang layak huni, produktif dan berkelanjutan.

Lokasi Rampa Berkah berdekatan dengan Kawasan Wisata Bahari Terpadu Siring Laut (foto: Ari Junaedi) 
Lokasi Rampa Berkah berdekatan dengan Kawasan Wisata Bahari Terpadu Siring Laut (foto: Ari Junaedi) 

"Jika Rampa Berkah akhirnya dilirik bahkan dikagumi pelancong tidak lebih sebagai bonus bagi warga bahwa rezeki penghasilan dari wisata memang harus disyukuri. Kedatangan pelancong adalah pembuka tali silaturahmi yang bisa mendatangkan manfaat. Manfaat itu tidak selalu harus diartikan uang tetapi faktor intangible juga adalah benefit dari pariwisata,"papar Sayed Jafar Alydrus yang memimpin Kotabaru hingga dua periode.

Unitomo Award 2023 untuk Bupati Kotabaru

Dari tangan dingin Sayed Jafar Alydrus, Kotabaru kini memiliki beragam tempat wisata yang menjadi "rujukan" wisatawan dari berbagai penjuru tanah air dan mancanegara. Kawasan Hutan Meranti, Pantai Gedambaan, Air Terjun Tumpang Dua, Bukit Mamake SJA, Goa Lowo, Sarang Tiung, Pantai Teluk Masjid, selain Siring Laut dan Rampa Berkah. Belum lagi wisata religis berupa keberadaan Makam Raja Sigam dan Makam Cantung.

Tidak salah jika Sayed Jafar Alydrus diganjar penghargaan sebagai tokoh penggerak pariwisata daerah dari Universitas Dr. Soetomo, Surabaya karena kegigihannya mengembangkan dan memajukan pariwisara di Kotabaru. Kini Kotabaru dikenal sebagai salah satu kabupaten di tanah air yang sukses mengemas kepariwisataan sebagai daya unggul daerah.

Pengembangan Rampa Berkah tidak menghilangkan identitasnya sebagai kampung nelayan Suku Bajau (foto: Ari Junaedi)
Pengembangan Rampa Berkah tidak menghilangkan identitasnya sebagai kampung nelayan Suku Bajau (foto: Ari Junaedi)

Ketika Ibu Kota Nusantara atau IKN beroperasi kelak maka Kotabaru layak menyandang sebagai daerah penyangga pariwisata IKN. Jarak IKN di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur ke Kotabaru menjadi relatif "dekat" jika pembangunan infrastruktur jalan penghubung rampung.

Belum lagi andai perluasan run way Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam, Kotabaru tuntas di 2024. maka akses menuju Kotabaru akan semakin terbuka. Sekarang ini dengan moda transportasi udara, Kotabaru hanya terhubung dengan Banjarmasin dan Makassar. Dengan diperpanjangnya landas pacu Bandara Gusti Sjamsir Alam maka Kotabaru akan mampu didarati pesawat berbadan lebar.

Kekuatan Rampa Berkah sebagai kampung nelayan Suku Bajau di Kotabaru menjadi ikonik pariwisata Kotabaru (foto: Ari Junaedi)
Kekuatan Rampa Berkah sebagai kampung nelayan Suku Bajau di Kotabaru menjadi ikonik pariwisata Kotabaru (foto: Ari Junaedi)

Kotabaru punya riwayat, Sayed Jafar Alydrus pun punya  jejak prestasi yang dikenang sepanjang masa. Mengubah kawasan perkampungan kumuh menjadi spot wisata sepertinya Kotabaru punya cerita yang layak dikisahkan kepada siapa saja......Rampa Berkah.

Kedatangan wisatawan ke Rampa Berkah berkat pembangunan yang mengedepankan kearifan lokal (foto: Ari Junaedi)
Kedatangan wisatawan ke Rampa Berkah berkat pembangunan yang mengedepankan kearifan lokal (foto: Ari Junaedi)

*Ari Junaedi adalah akademisi, konsultan komunikasi & kolomnis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun