Pengertian Psikologi Pendidikan
       Psikologi merupakan ilmu yang selalu menarik dikaji dan diintegrasikan serta relavansinya dalam kehidupan manusia. Karena psikologi itu merupakan diri manusia itu sendiri, yaitu menkaji dan mengamati dinamisasi perilaku manusia dalam segala keadaan dan dimanapun serta peran manusia itu sendiri sebagai apapun, termasuk dalam dunia pendidikan. Kemudian, peran keilmuan psikologi sangat penting dan manfaat diimplementasikan dalam dunia pendidikan agar antara pendidik dan peserta didik mengalami interaksi pengalaman proses pembelajaran yang bermakna dan efektif agar tujuan pendidikan kita tercapai untuk mencerdaskan dan mendewasakan generasi peserta didik yang mampu tumbuh dan berkembang sebagaimana potensi terbaiknya yang mana ini juga selaras dengan konsep pendidikan tokoh kita yaitu Ki Hajar Dewantara bahwa inti pendidikan itu membantu anak untuk bisa mengembangkan seluruh kodrat potensinya agar menjadi individu dan makhluk sosial yang bermanfaat dan bermartabat meraih kebahagiaan setinggi tingginya.
       Kata psikologi berasal dari bahasa Inggris yakni psycology yang berarti ilmu jiwa. Kata Psycology juga merupakan dua akar kata yang berhubungan dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logo yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah arti psikologi adalah ilmu jiwa. Kata pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Indonesia juga hasil dari transeletasi peng-Indonesia an dari bahasa Yunani yaitu "Peadagogie". Etimologi kata Peadagogie adalah "pais" yang artinya "Anak", dan "again" yang terjemahannya adalah "bimbing". Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti "bimbingan yang diberikan kepada anak". Menurut termonologi yang lebih luas maka pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji dan mengembangkan keilmuan tentang perilaku manusia yang berada dalam dunia pendidikan agar antara pendidik dan peserta didik mengalami proses belajar yang bermakna dan manfaat sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dalam kehidupan.
Perkembangan Teknologi dalam Psikologi Pendidikan
       Untuk mencapai tujuan pembangunan sumber daya manusia, suatu negara harus memperhatikan tiga faktor utama, yaitu: pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Meskipun proses pelaksanaannya dalam dunia pendidikan sangatlah kompleks karena melibatkan beberapa faktor antara lain pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, materi, metode dan alat pengajaran. Pelaksanaan unsur-unsur tersebut memerlukan profesionalisme dari pihak penyelenggara jasa pendidikan, dengan memperhatikan aspek psikologis pendidik, peserta didik, dan lain-lain. Psikologi pendidikan dimulai oleh William James dan John Dewey. John Dewey menyatakan bahwa anak, sebagai pembelajar aktif, mengasuh anak secara umum dan memberikan ruang bagi anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan bahwa semua anak berhak atas pendidikan yang cakap. Dalam perkembangannya, psikologi pendidikan memberikan kesempatan yang sangat baik bagi siswa untuk mengasah keterampilan nalar serta aspek sosial-emosional kehidupan siswa dalam konteks budaya dan sosial perilaku mereka. Psikologi memiliki sebuah peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar maupun pengajaran. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau pendidik memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal.
       Psikologi pendidikan saat ini harus turut ikut berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang ada. Internet merupakan alat yang dianggap dapat menembus ruang batas dan juga waktu, serta dapat memberikan segala jenis informasi dan konten-konten yang dibutuhkan serta konten yang hanya sekedar sebuah hiburan. Penggunaan internet dalam pembelajaran memberikan ruang untuk pendidik dan peserta didik untuk lebih mengeksplorasi kemampuan yang ada. Sebagaimana telah diuraikan bahwa teknologi internet membuat pembelajaran menjadi lebih mudah, namun pada akhirnya memberikan dampak yang juga bervariasi terhadap peserta didik. Secara psikologis, teknologi internet tidak ada yang salah namun yang menjadikan salah adalah ketika individu sebagai pengguna internet menjadi berubah sikap atau perilaku akibat adanya teknologi internet.     Â
       Namun dari hasil analisis yang sudah pernah dilakukan dari berbagai macam kajian memperlihatkan jelas bahwa internet memberikan ruang untuk terjadi pergeseran nilai dan juga norma dalam pembelajaran. Menurut hasil penelitian yang sudah dilakukan, menjelaskan bahwa teknologi komunikasi dan informasi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang digunakan oleh manusia dalam mengalirkan informasi atau pesan dengan tujuan untuk membantu menyelesaikan permasalahan manusia (aktivitas sosial) agar tercapai sebuah tujuan komunikasi. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memberikan berbagai dampak baik itu dampak positif maupun negatif. Salah satu aspek kehidupan yang paling terpengaruh dengan perkembangan ini adalah aspek kebudayaan masyarakat yang perlahan-lahan mengalami pergeseran.Â
       Nilai-nilai yang saat ini semakin tergerus membuat pemahaman mengenai psikologi pendidikan menjadi sangat penting bagi seorang pendidik, melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
- Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat, agar dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
- Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai, agar dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai sehingga mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan dari individu masing-masing.
- Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling, tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat peserta didiknya.
- Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik, memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa.
- Menciptakan iklim belajar yang kondusif, efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif.
- Berinteraksi secara tepat dengan peserta didik, agar terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
- Menilai hasil pembelajaran yang adil dan objektif, penilaian pembelajaran siswa dilakukan dengan adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H