Macet, panas, debu, asap motor, dan bla bla bla. Masih banyak hal – hal yang sungguh ‘tidakmengenakan’ yang identik sekali dengan keadaan perkotaan. Hal ini sungguh sangat membuat penat setiap orang.Apalagi pada jam – jam pada saat pulang kantor. Huaahhhh, sangat – sangat membuat lama perjalanan. Macet dimana – mana. Membuat jalanan menjadi semrawut. Kesemrawutan ini memang sangat memusingkan kita yang selalu berpergian. Di sana-sini macet, untuk mencapai tempat yang kita tuju pun bisa berkali lipat waktu tempuhnya dari biasa. Wah... sungguh efektifitas yang sangat minor sekali. Apalagi diimbangi dengan banyaknya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi pada setiap pengendara yang dibiarkan saja terjadi. Kepedulian terhadap peraturan lalu lintas bukan hanya milik Pemerintah atau Polisi yang bertugas. Melainkan juga kesadaran kita sebagai pengendara yang harus peduli akan itu agar masalah yang kita hadapi ini bisa terselesaikan. Begitu pula yang dialami para pengguna jalan yang melintas di jalanan kota Semarang ini.Pada jam pagi hari dimana saat orang - orang berangkat ke kantor, sekolah, dan berbagai tempat tujuan mereka jalanan akan menjadi macet. Pada sore hari saat jam pulang kantor pun kemacetan sering terjadi dimana - mana. Begitu pula yang dialami di daerah Tembalang dan juga Ngesrep. Apalagi setelah semua mahasiswa UNDIP yang semula berada di kampus Peleburan sekarang telah menempati gedung baru yang ada di kampus Tembalang ini. Hal ini menyebabkan meningkatnya jumlah mahasiswa yang secara otomatis meningkat pula jumlah kendaraan yang melintas di jalanan Tembalang dan Ngesrep. Namun, bukan karena faktor itu saja yang menjadi penyebab kemacetan yang marak terjadi. Banyak orang bilang kalau jumlah motor yang semakin banyaklah yang menjadi penyebab kemacetan yang utama. Padahal bukan itu saja. Banyaknya angkutan umum dan mobil pribadi juga penunjang terjadinya kemacetan. Apalagi pada era sekarang ini, satu orang bisa mempunyai mobil lebih dari satu. Faktor penyebab kemacetan yang lain yaitu sempitnya ruas jalan yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan yang melintas; adanya penghalang jalan seperti traffic light, mobil mogok di tengah jalan, adanya perbaikan jalan, terjadi kecelakaan lalu lintas, dll; dan yang paling berpengaruh adalah kesadaran pengguna jalan yang masih kurang dalam tertib lalu lintas, yang terkadang mereka masih egois dan arogan dalam berkendara. Hal ini sungguh menjadi pemandangan yang sudah biasa di kota - kota besar seperti halnya Semarang. Seperti yang sering saya lihat di jalanan tembalang ini, banyak pengendara motor yang semrawut dalam berkendara. Apalagi banyak dari mereka yang melintas tanpa memakai helm pengaman. Yang saya lihat, polisi yang bertugas mengatur lalu lintas di Tembalang pun tidak berpengaruh besar dalam mengatasi kemacetan ini. Berikut ini beberapa solusi dalam mengatasi kemacetan lalu lintas yang marak terjadi : 1. Jumlah Angkutan Umum dibatasi pada satu trayek yang melebihi kuota/ jumlah dari angkutan tersebut. 2. Mobil pribadi diisi minimal 4 orang (jangan hanya di jalan 3 in 1 saja). 3. Membuat waktu-waktu efektif (misal: masuk sekolah dan jam kantor harus dibedakan, jam kantor swasta dan negri juga dibedakan). 4. Memperlebar jalan, sepanjang hal itu memungkinkan. 5. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah. 6. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum. 7. Pembatasan pemilikan dan penggunaan kendaraan pribadi. Disamping itu, sebagai para pengguna jalan, kita juga diharapkan bisa menaati tata tertib lalu lintas yang ada dan kesadaran dalam berkendara demi kelancaran lalu lintas. =======>>>>      written by : ariind woro wirasmi, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H